wendycode

Teks "Ubah Paragdigma Ketenagakerjaan"

0

Teks Berita

Ubah Paragdigma Ketenagakerjaan

If You Want To Be Rich and Happy... Don’t Go To School, ini adalah judul salah satu buku karya Robert T. Kiyosaki, penulis best seller “Rich Dad Poor Dad”. Sebenarnya, Robert bukanlah tipe orang yang benci akan sekolah dan pendidikan sebagaimana terlukis dalam salah satu judul bukunya. Bahkan, dia terus mendesak agar sistem pendidikan yang dianggap kuno dan tidak relevan dengan keadaan yang dihadapi dalam kehidupan nyata segera diubah.
Sebelum terjun ke dunia bisnis, dia pun berhasil menyelesaikan studinya di US Merchant Marine Academy pada tahun 1969. Robert menilai sistem pengajaran di sekolah dan universitas banyak mengajarkan disiplin ilmu yang tidak ada relevansinya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Sekolah dan perguruan tinggi tidak pernah mengajarkan anak didiknya agar melek secara finansial (financial literacy) agar melatih anak didiknya bisa hidup mandiri secara finansial.

Sepertinya, kritik tajam Robert T. Kiyosaki tentang wajah pendidikan sangat cocok dengan kondisi dan fenomena wajah dunia pendidikan di Indonesia saat ini, meski kelihatannya agak kontroversial dan mungkin membuat risih para pengelola lembaga pendidikan. Di Indonesia, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya sangat pesat perkembangannya akhir-akhir ini. Namun, di balik pertumbuhannya yang pesat ini ada satu pekerjaan rumah yang belum terpecahkan oleh pihak perguruan tinggi, yaitu persoalan penyaluran tenaga kerja bagi alumninya. Perguruan tinggi yang ada sekarang ini berhasil meluluskan puluhan ribu sarjana setiap tahunnya, kemudian para fresh graduate ini biasanya akan mengalami kebingungan dan frustasi karena tak tahu harus melangkah ke mana setelah mereka lulus dan menyandang sarjana. Sedangkan para lulusan sebelumnya juga belum mendapat tempat penyaluran kerja.
Dunia pendidikan kita belum mampu menghasilkan output yang mandiri dan survive dalam persaingan global. Lulusan perguruan tinggi kita belum mampu berkompetensi dalam sektor ketenagakerjaan karena kurangnya kemampuan dan keilmuan yang dimilikinya. Di sisi lain, ketidakrelevanan sistem pengajaran di lembaga pendidikan telah melahirkan format-format pendidikan baru yang lebih menjanjikan bagi lulusannya untuk meraih peluang kerja. Selain itu, paradigma lama masyarakat kita tentang pekerjaan pun harus diluruskan. Budaya lama masyarakat dalam melihat paradigma ketenagakerjaan harus ditinggalkan. Budaya bangga menjadi seorang pegawai dan bergantung pada orang lain harus dibuang dan dikubur jauh-jauh.

Selama ini orang yang diakui oleh publik memiliki pekerjaan adalah orang yang bekerja sebagai karyawan BUMN, dokter, polisi, tentara, atau PNS. Sepertinya, masyarakat kita memang masih menggantungkan harapan yang begitu besar untuk bekerja di sektor ini. Sedangkan lowongan yang tersedia sangat kecil dibanding jumlah para pendaftarnya. 
Menurut Robert T. Kiyosaki, sekolah dan perguruan tinggi hanya menyiapkan kaum muda untuk menjadi seorang karyawan yang hidupnya bergantung pada gaji dan fasilitas yang serba terbatas. Bila paradigma masyarakat yang bangga menjadi seorang karyawan atau pegawai bisa diganti dengan menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship kita beberapa tahun ke depan akan semakin membanggakan dan tercerahkan. 

oleh : Herma Yulis 
(Dikutip seperlunya dari harian Kompas, edisi 21 Juni 2007)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Komentar

Tinggalkan pesan yang positif untuk membangun komunikasi yang sehat

Tinggalkan pesan yang positif untuk membangun komunikasi yang sehat

Posting Komentar (0)
2/sidebar/Soal 11

#buttons=(Accept !) #days=(360)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda.Pelajari lagi
Terima!
To Top