Identitas
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Alokasi Waktu : 4x45 menit (2 x pertemuan)
Judul Modul : Nilai-nilai dan Isi Hikayat
Kompetensi Dasar
3. 7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis.
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca
Deskripsi Singkat Materi
Pada pokok bahasan modul kali ini adalah mengidentifikasi nilai-nilai dan isi cerita rakyat (hikayat) serta menceritakan kembali. Kalian pasti pernah membaca dongeng, cerita rakyat, legenda, atau hikayat. Kalian pasti juga tahu cerita tentang Bawang Merah Bawang Putih, Malin Kundang, Sangkuriang, atau Cinderella, Pinokio? Tahukah kalian bahwa judul-judul tersebut merupakan cerita rakyat baik dari dalam negeri maupun luar negeri? Dalam cerita-cerita tersebut kalian banyak belajar tentang pesan dan amanat yang disampaikan. Ya, benar, cerita-cerita rakyat (hikayat) banyak sekali mengandung nilai kehidupan, di antaranya, nilai moral, nilai sosial, nilai budaya, nilai edukasi, nilai religius, dan masih banyak nilai kehidupan lainnya. Nilai-nilai itulah yang menambah rasa cinta kalian kepada tanah air karena kebudayaan Indonesia yang beragam dan dapat kalian terapkan pula dalam kehidupan sehari-hari agar kalian memiliki karakter yang diharapkan oleh bangsa dan negara. Kalianlah calon pemimpin bangsa. Pemimpin yang memiliki karakter yang hebat.
Materi Pembelajaran
Pertama : Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat
Kedua : Isi yang terkandung dalam Hikayat
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Hikayat
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan: Kalian mampu mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, yaitu nilai moral, sosial, edukasi, dan religius dengan kritis dan semangat agar dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi pribadi yang baik dan terpuji.
Uraian Materi
Sebelum memulai materi, kalian perlu ketahui bahwa cerita yang akan disajikan adalah hikayat. Hikayat ini termasuk ke dalam jenis cerita rakyat. Jenis cerita ini bervariasi, di antaranya, dongeng, legenda, mitos, dan masih banyak lainnya. Mungkin kalian akan bertanya, mengapa dipilih cerita rakyat jenis hikayat? Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang atau sekadar untuk meramaikan pesta. Melihat pengertian hikayat ini, maka hikayat berfungsi untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan, kepentingan didaktis, dan sarana hiburan. Pada zaman dahulu hikayat ini sering dibacakan pada saat hati sedang gundah, gelisah, dapat juga untuk menghibur teman, atau pelipur lara atau dibacakan pada saat perang untuk mengobarkan api semangat para pahlawan.
Materi pada kegiatan pembelajaran ini menekankan pada nilai-nilai dalam hikayat. Nilai-nilai adalah unsur ekstrinsik yang mempengaruhi karya sastra dari luar cerita yaitu atas pengaruh pengarangnya. Pada umumnya, para penulis tidak menuliskan nilai-nilai di dalam ceritanya secara eksplisit. Untuk itu, bila kalian ingin mengenalinya, terlebih dahulu kalian harus membaca karya tersebut secara tuntas. Dengan demikian, nilai-nilai kehidupan yang mewarnai cerita tersebut dapat dirasakan oleh pembacanya. Nah, apa bedanya dengan amanat? Perbedaan amanat dan nilai-nilai pada karya sastra adalah amanat merupakan pesan yang akan disampaikan pengarang lewat karyanya sedangkan nilai merupakan tuntunan perilaku atau hidup seseorang. Oleh karena itu, nilai-nilai biasanya tampak pada karakter tokoh yang diciptakan oleh pengarang cerita tersebut.
Bagaimana, kalian sudah paham konsep dari nilai-nilai dan perbedaannya dengan amanat? Ya, nilai-nilai dan amanat memang saling berkaitan, tetapi tetap ada perbedaannya. Hal tersebut, pasti kalian sudah paham karena kalian hebat dan cerdas. Hal ini juga bukan masalah bagi kalian, bukan?
Macam-Macam Nilai
Meskipun hikayat merupakan karya sastra klasik warisan dari masyarakat zaman dahulu, nilai-nilai tersebut ada yang masih relevan dengan kehidupan masa sekarang. Nilai-nilai yang relevan itu dapat kalian tiru, ikuti dan terapkan. Akan tetapi, pada modul ini hanya akan dibahas nilai moral, sosial, budaya, edukasi, dan religius. Terlepas dari apapun jenis nilai itu, kandungan nilai-nilai hikayat sangat dominan. Hal ini sangat dipahami karena memang pada zaman dahulu karya sastra klasik, khususnya hikayat merupakan media yang ampuh di masyarakat dalam kehidupan.
1. Nilai Moral
Cermati kutipan hikayat berikut!
Setelah pagi-pagi hari, maka berkatalah Si Miskin kepada istrinya, “Ya, tuanku, matilah rasku ini, sangatlah sakit rasanya tubuh ini. Maka tiadalah berdaya lagi; hancurlah rasanya anggotaku ini.” Maka ia pun tersedu-sedulah menangis, maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku suaminya. Demikian itu; maka ia pun menangis pula seraya mengambil daun kayu, lalu dimamahnya, maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya, sambil ia berkata, “Diamlah tuan jangan menangis!” sudahlah dengan untung kita, maka jadi selaku ini!”.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut?
Dapatkah kalian menemukan nilai moral di sana?
Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau kepada baik buruk tingkah laku.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai moral dari kutipan hikayat, yaitu
a. Perhatian istri kepada suaminya
Bukti yang mendukung:
Maka ia pun tersedu-sedulah menangis, maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku suaminya. Demikian itu; maka ia pun menangis pula seraya mengambil daun kayu, lalu dimamahnya, maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya, kesetiaan istri kepada suaminya
b. Tidak mendendam atas perbuatan orang lain.
Bukti yang mendukung: sambil ia berkata, “Diamlah tuan jangan menangis!” sudahlah dengan untung kita, maka jadi selaku ini!”
2. Nilai Sosial
Cermati kutipan hikayat berikut!
Baginda raja Indera Bungsu sangat bahagia melihat kepulangan kedua putranya yang didampingi juga oleh istrinya. Indera Bangsawan juga langsung menyerahkan buluh perindu yang diidamkan ayahnya. Sang ayah bertambah bahagia dan langsung mengangkat Indera Bangsawan menjadi raja untuk menggantikan posisinya. Untuk membalas kebaikan hati kakaknya yang mau mencarinya untuk menyembuhkannya, Indera Bangsawan memberi Syah Fri batu hikmat. Batu hikmat tersebut dapat dimanfaatkan Syah Fri untuk dijadikan sebuah kerajaan lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan. Akhirnya, kedua kerajaan itu berkembang bersama, saling bahu-membahu untuk menciptakan kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut?
Dapatkah kalian menemukan nilai sosial di sana?
Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam masyarakat. Oleh karena itu, nilai sosial dapat juga disebut nilai kemasyarakatan.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai sosial dari kutipan hikayat, yaitu
a. saling menolong/kerja sama
Bukti yang mendukung:
Akhirnya, kedua kerajaan itu berkembang bersama, saling bahu-membahu untuk menciptakan kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian.
b. saling menghargai
Bukti yang mendukung:
Untuk membalas kebaikan hati kakaknya yang mau mencarinya untuk menyembuhkannya, Indera Bangsawan memberi Syah Fri batu hikmat. Batu hikmat tersebut dapat dimanfaatkan Syah Fri untuk dijadikan sebuah kerajaan lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan.
3. Nilai Budaya
Cermati kutipan hikayat berikut!
Lalu Mara Karma kembali ke Negeri Puspa Sari dan ibunya menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon kepada dewa untuk mengembalikan keadaan Puspa Sari. Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakarma menjadi Sultan Mercu Negara.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut?
Dapatkah kalian menemukan nilai budaya di sana?
Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai budaya dari kutipan hikayat, yaitu
a. Bakti anak kepada orang tua
Bukti yang mendukung:
Lalu Mara Karma kembali ke Negeri Puspa Sari dan ibunya menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon kepada dewa untuk mengembalikan keadaan Puspa Sari.
b. Perebutan kekuasaan
Bukti yang mendukung:
Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi Sultan Mercu Negara.
4. Nilai Edukasi
Cermati kutipan hikayat berikut!
Di dalam padang itu terdapat sebuah gua yang dihuni oleh raksasa perempuan. Indera Bangsawan lalu bertemu dengan raksasa perempuan itu, dan menjadikan raksasa perempuan itu sebagai neneknya. Selama mereka bersama, raksasa perempuan banyak memberikan pengalaman baiknya, memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata untuk melawan Buraksa (raksasa jahat). Raksasa perempuan bercerita bahwa masih di wilayah ini, ada sebuah kerajaan yang akan dihancurkan oleh Buraksa.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut?
Dapatkah kalian menemukan nilai edukasi di sana?
Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran). Nilai edukasi dapat juga disebut nilai Pendidikan.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai budaya dari kutipan hikayat, yaitu
a. Belajar dari pengalaman
Bukti yang mendukung:
Selama mereka bersama, raksasa perempuan banyak memberikan pengalaman baiknya,
b. Memberikan pengetahuan
Bukti yang mendukung:
memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata untuk melawan Buraksa (raksasa jahat).
5. Nilai Religius
Cermati kutipan hikayat berikut!
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrial menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah. Tak lama kemudian, istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar. Putra yang sulung lahir dengan panah dan diberi nama Syah Fri. Putra yang bungsu lahir dengan sebilah pedang dan diberi nama Indera Bangsawan. Sejak kecil kedua anak baginda itu dididik dengan baik. Mereka tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut?
Dapatkah kalian menemukan nilai budaya di sana?
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama. Nilai religius dapat juga disebut nilai agama.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai religius dari kutipan hikayat, yaitu
a. Selalu berdoa dalam kehidupan
Bukti yang mendukung:
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrial menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang-orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah.
b. Percaya kepada kuasa Tuhan
Bukti yang mendukung
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrial menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah. Tak lama kemudian, istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar.
Dari contoh-contoh kutipan hikayat tersebut dapatkah kalian simpulkan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat?
Ya, benar, setiap kutipan mungkin saja mengandung lebih dari satu nilai-nilai kehidupan, misalnya,
Contoh:
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang–orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do’a Qunut dan bersedekah. Tak lama kemudian, istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar. Putra yang sulung lahir dengan panah dan diberi nama Syah Fri. Putra yang bungsu lahir dengan sebilah pedang dan diberi nama Indera Bangsawan. Sejak kecil kedua anak baginda itu dididik dengan baik. Mereka tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik.
Berdasarkan kutipan tersebut, selain nilai religius juga terdapat nilai moral, nilai sosial, nilai adat, nilai edukasi. Manakah nilai-nilai itu?
(1) Nilai sosial, yaitu diajarkan untuk berbagi (sedekah)
(2) Nilai adat, yaitu raja mengutus orang yang diperintah
(3) Nilai edukasi, yaitu mendidik anak dengan baik
(4) Nilai moral, yaitu tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik
Bagaimana kalian sudah jelas tentang nilai-nilai yang ada dalam hikayat itu? Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat itu sangat penting. Nilai-nilai itu dapat memengaruhi karakter pribadi seseorang. Seseorang tidak akan merasa digurui jika diberikan contoh melalui cerita terutama karya sastra.
Rangkuman Materi
- Hikayat ini termasuk ke dalam jenis cerita rakyat.
- Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang atau sekadar untuk meramaikan pesta.
- Fungsi hikayat untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan, kepentingan didaktis, dan sarana hiburan.
- Pada zaman dahulu hikayat ini sering dibacakan pada saat hati sedang gundah, gelisah, dapat juga untuk menghibur teman, atau pelipur lara atau dibacakan pada saat perang untuk mengobarkan api semangat para pahlawan.
- Nilai-nilai adalah merupakan unsur ekstrinsik yang mempengaruhi karya sastra dari luar cerita yaitu atas pengaruh pengarangnya.
- Nilai-nilai karya sastra biasanya tampak pada karakter tokoh yang diciptakan oleh pengarang cerita tersebut.
- Nilai-nilai dalam kehidupan banyak macamnya, nilai yang paling sering muncul dari hikayat biasanya nilai moral, sosial, budaya, edukasi, dan religius.
- Hikayat merupakan media yang ampuh di masyarakat dalam kehidupan.
- Hikayat banyak mengajarkan kehidupan secara tidak langsung sehingga seseorang tidak akan merasa digurui
- Setiap hikayat dapat saja mengandung berbagai nilai-nilai kehidupan.
Isi Pokok
Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung, masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup.
Isi pokok:
"Baginda Raja menyuruh kedua putra kembarnya untuk mencari buluh perindu".
"Baginda Raja menyuruh kedua putra kembarnya untuk mencari buluh perindu".
Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling cari mencari.
Isi pokok: "Dalam perjalanan, keduanya terpisah karena hujan dan badai yang sangat besar".
Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada AllahSubhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat-kuatnya.
Isi pokok: "Syah Peri pasrah kepada Allah Subhanahuwata'ala".
Pembahasan
Tugas
Isilah tabel berikut dengan memberikan tanda cek (√)!
Pernyataan
1. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir miskin
Macam-Macam Nilai
Nilai Moral ……
Nilai Sosial ……
Nilai Budaya ……
Nilai Edukasi ……
Nilai Religius (√)
2. Si Kembar menolak dengan mengatakan bahwa dia adalah hamba yang hina. Tetapi tuan putri menerimanya dengan senang hati.
Macam-Macam Nilai
Nilai Moral ……
Nilai Sosial ……
Nilai Budaya ……
Nilai Edukasi ……
Nilai Religius ……
Dari kutipan di atas kita dapat melihat bahwa tidak melihat perbedaan status sosial antara Si Kembar dengan Si Puteri. Perihal perbedaan status sosial ini merupakan ajaran dari nilai sosial.
3. Setelah mendengar itu, kedua anak Baginda Raja segera bersiap untuk memulai pengembaraan mencari buluh perindu yang diidamkan ayahnya. Dalam perjalanan, mereka selalu bersama, sampai pada saat angin topan, hujan lebat, dan awan gelap gulita yang memisahkan mereka.
Macam-Macam Nilai
Nilai Moral ……
Nilai Sosial ……
Nilai Budaya ……
Nilai Edukasi ……
Nilai Religius ……
4. Putra yang sulung lahir dengan panah dan diberi nama Syah Fri. Putra yang bungsu lahir dengan sebilah pedang dan diberi nama Indera Bangsawan.
Macam-Macam Nilai
Nilai Moral ……
Nilai Sosial ……
Nilai Budaya ……
Nilai Edukasi ……
Nilai Religius ……
5. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang buruk," katanya." Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!" Maka ia pun mengirimkan puteri-puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas
Macam-Macam Nilai
Nilai Moral ……
Nilai Sosial ……
Nilai Budaya ……
Nilai Edukasi ……
Nilai Religius ……
Latihan Soal
Cermati teks hikayat berikut!
HIKAYAT SI MISKIN DAN MARAKARMA
Kisah dimulai ketika seorang raja keinderaan terkena sumpah Batara Indera. Raja dan istrinya menjadi miskin dan hidup sengsara dalam hutan di negeri antah berantah yang dikuasai oleh seorang raja bernama Indra Dewa. Kedua pasangan tersebut sering disebut sebagai si miskin yang setiap hari selalu mendapat siksaan dan penganiayaan dari penduduk setempat, seperti: melempari batu.
Beberapa tahun kemudian, Si Miskin dan Istri diberikan momongan seorang anak laki–laki yang bernama Marakarma yang artinya anak dalam kesukaran. Dia adalah anak semata wayang si miskin dan istri sehingga dirawat dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, si miskin menggali tanah dan menemukan tanjau yang berisi emas yang bisa digunakan hingga ke anak cucunya. Dengan kuasa Allah, pada tempat tersebut berdiri sebuah kerajaan lengkap yang diberi nama Puspa Sari.
Setelah berdirinya kerajaan, Mereka kemudian berganti nama menjadi Maharaja Indera Angkasa dan istrinya berganti nama menjadi Tuan Puteri Ratna Dewi. Kebahagian mereka bertambah dengan kehadiran seorang anak perempuan bersama Nila Kesuma. Dengan kehidupan yang lebih baik, mereka tidak luput dari kejahatan orang sekitar mereka. Seperti yang dilakukan oleh Maharaja Indera Dewa yang sangat iri dengan negeri puspa sari dan kebaikan hati rajanya. Dia melakukan rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa.
Ahli nujum terperangkap bujukan Raja Indera Angkasa, dengan menyampaikan ramalan palsu bahwa kedua anak Maharaja Indera Dewa hanya akan mendatangkan celaka bagi orang tuanya. Akibatnya, kedua anak tersebut diminta pergi dari Negeri Puspa Sari. Tak butuh waktu lama, Negeri Puspa Sari turut hancur dan raja ataupun ratu hidup miskin kembali.
Keduanya berlari ke hutan. Marakamah disangka sebagai seorang pencuri, dan dibuang ke laut. Sedangkan Nila Kesuma ditemukan oleh Raja Mengindera Sari dan telah menjadi istrinya yang kemudian berganti nama menjadi Mayang Mengurai. Nasib Marakarma yang terhanyut hingga ditelan oleh ikan nun mempertemukannya dengan Cahaya Chairani dan Nenek Kabayan.
Marakamah hidup bersama Nenek Kabayan dengan menjual bunga dan bertemu kembali dengan istrinya Cahaya Chairani. Ia juga mengetahui Putri Mayang sebagai adik kandungnya berkat cerita Nenek Kabayan. Segera Marakamah menemui adiknya dan pergi ke Negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih hidup menderita sebagai pemungut kayu.
Marakarmah meminta kepada Dewa untuk mengembalikan Negara Puspa Sari seperti sediakala. Kesaktian Marakarmah dapat mengalahkan serangan dari Negeri Antah Berantah yang dengki melihat kemakmuran Negeri Puspa Sari. Markamah menjadi raja di Palinggam Cahaya (negeri mertuanya) dan keluarganya hidup bahagia di Negeri Puspa Sari.”
Tentukanlah nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan hikayat tersebut dan berikan bukti yang mendukungnya!
Nomor 1
Pernyataan
Kisah dimulai ketika seorang raja keinderaan terkena sumpah Batara Indera. Raja dan istrinya menjadi miskin dan hidup sengsara dalam hutan di negeri antah berantah yang dikuasai oleh seorang raja bernama Indra Dewa. Kedua pasangan tersebut sering disebut sebagai si miskin yang setiap hari selalu mendapat siksaan dan penganiayaan dari penduduk setempat, seperti: melempari batu.
Nilai-nilai
………………
Bukti yang Mendukung
………………
Nomor 2
Pernyataan
Beberapa tahun kemudian, Si Miskin dan Istri diberikan momongan seorang anak laki – laki yang bernama Marakarma yang artinya anak dalam kesukaran. Dia adalah anak semata wayang si miskin dan istri sehingga dirawat dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, si miskin menggali tanah dan menemukan tanjau yang berisi emas yang bisa digunakan hingga ke anak cucunya. Dengan kuasa Allah, pada tempat tersebut berdiri sebuah kerajaan
lengkap yang diberi nama Puspa Sari.
Nilai-nilai
………………
Bukti yang Mendukung
………………
Nomor 3
Pernyataan
Setelah berdirinya kerajaan, Mereka kemudian berganti nama menjadi Maharaja Indera Angkasa dan istrinya berganti nama menjadi Tuan Puteri Ratna Dewi. Kebahagian mereka bertambah dengan kehadiran seorang anak perempuan bersama Nila Kesuma. Dengan kehidupan yang lebih baik, mereka tidak luput dari kejahatan orang sekitar mereka. Seperti yang dilakukan oleh Maharaja Indera Dewa yang sangat iri dengan negeri puspa sari dan kebaikan hati rajanya. Dia melakukan rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa.
Nilai-nilai
………………
Bukti yang Mendukung
………………
Nomor 4
Pernyataan
Ahli nujum terperangkap bujukan Raja Indera Angkasa, dengan menyampaikan ramalan palsu bahwa kedua anak Maharaja Indera Dewa hanya akan mendatangkan celaka bagi orang tuanya. Akibatnya, kedua anak tersebut diminta pergi dari Negeri Puspa Sari. Tak butuh waktu lama, Negeri Puspa Sari turut hancur dan raja ataupun ratu hidup miskin kembali.
Nilai-nilai
………………
Bukti yang Mendukung
………………
Nomor 5
Pernyataan
Keduanya berlari ke hutan. Marakamah disangka sebagai seorang pencuri, dan dibuang ke laut. Sedangkan Nila Kesuma ditemukan oleh Raja Mengindera Sari dan telah menjadi istrinya yang kemudian berganti nama menjadi Mayang Mengurai. Nasib Marakarma yang terhanyut hingga ditelan oleh ikan nun mempertemukannya dengan Cahaya Chairani dan Nenek Kabayan.
Nilai-nilai
………………
Bukti yang Mendukung
………………
Nomor 6
Pernyataan
Marakamah hidup bersama Nenek Kabayan dengan menjual bunga dan bertemu kembali dengan istriny Cahaya Chairani. Ia juga mengetahui Putri Mayang sebagai adik kandungnya berkat cerita Nenek Kabayan. Segera Marakamah menemui adiknya dan pergi ke Negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih hidup menderita sebagai pemungut kayu.
Nilai-nilai
………………
Bukti yang Mendukung
………………
Nomor 7
Pernyataan
Marakarmah meminta kepada Dewa untuk mengembalikan Negara Puspa Sari seperti sediakala. Kesaktian Marakarmah dapat mengalahkan serangan dari Negeri Antah Berantah yang dengki melihat kemakmuran Negeri Puspa Sari. Markamah menjadi raja di Palinggam Cahaya (negeri mertuanya) dan keluarganya hidup bahagia di Negeri Puspa Sari.”
Nilai-nilai
………………
Bukti yang Mendukung
………………
Kunci Jawaban
Pembahasan soal pembelajaran 1
Nomor 1
Pernyataan
Kisah dimulai ketika seorang raja keinderaan terkena sumpah Batara Indera. Raja dan istrinya menjadi miskin dan hidup sengsara dalam hutan di negeri antah berantah yang dikuasai oleh seorang raja bernama Indra Dewa. Kedua pasangan tersebut sering disebut sebagai si miskin yang setiap hari selalu mendapat siksaan dan penganiayaan dari penduduk setempat, seperti: melempari batu.
Nilai-nilai
Nilai Moral
Bukti yang Mendukung
Kedua pasangan tersebut sering disebut sebagai si miskin yang setiap hari selalu mendapat
siksaan dan penganiayaan dari penduduk setempat, seperti: melempari batu.
Nomor 2
Pernyataan
Beberapa tahun kemudian, Si Miskin dan Istri diberikan momongan seorang anak laki–laki yang bernama Marakarma yang artinya anak dalam kesukaran. Dia adalah anak semata wayang si miskin dan istri sehingga dirawat dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, si miskin menggali tanah dan menemukan tanjau yang berisi emas yang bisa digunakan hingga ke anak cucunya. Dengan kuasa Allah, pada tempat tersebut berdiri sebuah kerajaan
lengkap yang diberi nama Puspa Sari.
Nilai-nilai
Nilai Agama
Bukti yang Mendukung
Dengan kuasa Allah, pada yang diberi nama Puspa tempat tersebut berdiri sebuah kerajaan lengkap Sari.
Nomor 3
Pernyataan
Setelah berdirinya kerajaan, Mereka kemudian berganti nama menjadi Maharaja Indera Angkasa dan istrinya berganti nama menjadi Tuan Puteri Ratna Dewi. Kebahagian mereka bertambah dengan kehadiran seorang anak perempuan bersama Nila Kesuma. Dengan kehidupan yang lebih baik, mereka tidak luput dari kejahatan orang sekitar mereka. Seperti yang dilakukan oleh Maharaja Indera Dewa yang sangat iri dengan negeri puspa sari dan kebaikan hati rajanya. Dia melakukan rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa.
Nilai-nilai
Nilai Moral
Bukti yang Mendukung
Seperti yang dilakukan oleh Maharaja Indera Dewa yang sangat iri dengan negeri puspa sari dan kebaikan hati rajanya. Dia melakukan rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa.
Nomor 4
Pernyataan
Ahli nujum terperangkap bujukan Raja Indera Angkasa, dengan menyampaikan ramalan palsu bahwa kedua anak Maharaja Indera Dewa hanya akan mendatangkan celaka bagi orang tuanya. Akibatnya, kedua anak tersebut diminta pergi dari Negeri Puspa Sari. Tak butuh waktu lama, Negeri Puspa Sari turut hancur dan raja ataupun ratu hidup miskin kembali.
Nilai-nilai
Nilai Agama
Bukti yang Mendukung
Ahli nujum terperangkap bujukan Raja Indera Angkasa, dengan menyampaikan ramalan palsu bahwa kedua anak Maharaja Indera Dewa hanya akan mendatangkan celaka bagi orang tuanya.
Nomor 5
Pernyataan
Keduanya berlari ke hutan. Marakamah disangka sebagai seorang pencuri, dan dibuang ke laut. Sedangkan Nila Kesuma ditemukan oleh Raja Mengindera Sari dan telah menjadi istrinya yang kemudian berganti nama menjadi Mayang Mengurai. Nasib Marakarma yang terhanyut hingga ditelan oleh ikan nun mempertemukannya dengan Cahaya Chairani dan Nenek Kabayan.
Nilai-nilai
Nilai Sosial
Bukti yang Mendukung
Keduanya berlari ke hutan. Marakamah disangka sebagai seorang pencuri, dan dibuang ke laut. Sedangkan Nila Kesuma ditemukan oleh Raja Mengindera Sari
Nomor 6
Pernyataan
Marakamah hidup bersama Nenek Kabayan dengan menjual bunga dan bertemu kembali dengan istriny Cahaya Chairani. Ia juga mengetahui Putri Mayang sebagai adik kandungnya berkat cerita Nenek Kabayan. Segera Marakamah menemui adiknya dan pergi ke Negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih hidup menderita sebagai pemungut kayu.
Nilai-nilai
Nilai sosial
Bukti yang Mendukung
Marakamah hidup bersama Nenek Kabayan dengan menjual bunga dan bertemu kembali dengan istrinya Cahaya Chairani
Nomor 7
Pernyataan
Marakarmah meminta kepada Dewa untuk mengembalikan Negara Puspa Sari seperti sediakala. Kesaktian Marakarmah dapat mengalahkan serangan dari Negeri Antah Berantah yang dengki melihat kemakmuran Negeri Puspa Sari. Markamah menjadi raja di Palinggam Cahaya (negeri mertuanya) dan keluarganya hidup bahagia di Negeri Puspa Sari.”
Nilai-nilai
Nilai Agama
Bukti yang Mendukung
Marakarmah meminta kepada Dewa untuk mengembalikan Negara Puspa Sari seperti sediakala. Kesaktian Marakarmah dapat mengalahkan serangan dari Negeri Antah
GLOSARIUM
- Abdi Kerajaan : Pelayan kerajaan; hamba; orang yang bekerja pada raja.
- Ahli Nujum : Orang yang pandai meramalkan sesuatu dengan melihat bintang;
- orang yang pandai meramal nasib orang dengan melihat telapak tangan dan sebagainya.
- Arkais : Tidak lazim lagi dipakai kata itu.
- Bedawi : Orang Badui
- Buluh Perindu : Alat bunyi-bunyian yang menghasilkan bunyi jika ditiup, terbuat dari bambu tipis.
- Didaktis : Bersifat mendidik.
- Dongeng : Cerita yang benar-benar tidak terjadi (terutama kejadian zaman dulu yang aneh-aneh).
- Historis : Berkenaan dengan sejarah: bertalian atau ada hubungannya dengan masa lampau.
- Legenda : Cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah.
- Masyhur : Dikenal orang banyak; terkenal; kenamaan.
- Mitos : Cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa tersebut, mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.
- Paras : Rupa muka, wajah
- Prosa : Karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi)
- Pelipur Lara : Penghibur hati yang duka.
- Syahdan : Biasanya dipakai pada permulaan cerita atau permulaan bab.