wendycode

Materi dan Soal Isi yang Terkandung dalam Hikayat Kelas 10 SMA KD 3.7 #KP 2

0

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

Isi yang Terkandung Dalam Hikayat


Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan: Kalian dapat memahami isi yang terkandung dalam hikayat sehingga dapat menjelaskan bagian-bagian penting dan merekonstruksi kembali hikayat tersebut dengan kreatif, inovatif dan semangat sehingga suatu hari nanti kalian dapat menjadi salah satu penulis cerita rakyat.


Uraian Materi

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1, sudahkah kalian mengenali ciri-ciri hikayat melalui kutipan-kutipan yang disajikan? Hebat, ya, benar! Kalian banyak menemukan cerita dalam kutipan hikayat tersebut berkisah kerajaan dan tidak ada nama pengarangnya. Apakah hanya itu? Tidak, masih ada lagi yang lainnya. Baiklah, kita akan sebutkan satu persatu ciri-ciri hikayat,

Ciri-Ciri Hiayakat

Ciri-ciri hikayat, sebagai berikut:
1. Berpusat atau bercerita tentang kerajaan (istana sentris)
2. Tak diketahui nama pengarangnya (anonim)
3. Mengandung banyak nilai, terutama nilai moral
4. Cerita hanya seputar peperangan antarkerajaan, keajaiban, kekuatan gaib, serta percintaan (statis)
5. Selalu berakhir dengan kemenangan tokoh utama (happy ending)

Demikian ciri-ciri hikayat yang perlu kalian ketahui. Selain itu, salah satu latihan awal untuk menjadi penulis cerita rakyat, kalian harus mengetahui bagian-bagian penting dalam hikayat agar pembaca dapat menikmati karya tersebut dan menemukan pesan/amanat dan nilai-nilai yang disajikan di dalamnya.


1. Bagian-Bagian Penting dalam Hikayat

Untuk mengetahui bagian-bagian penting tersebut, kalian harus pula mengetahui struktur hikayat sebagai pedoman mengidentifikasi bagian-bagian penting dalam hikayat.

1. Struktur Hikayat 

(a) Abstrak

Abstrak ini sifatnya opsional, yaitu boleh ada dan boleh juga tidak.Bagian ini bisa saja tidak ada dalam hikayat. Abstrak, merupakan gambaran umum tentang keseluruhan isi hikayat.
Contoh:
Hikayat ini mengisahkan tentang perjuangan seorang anak manusia yang ditinggal ayah ibunya untuk merebut hak-haknya sebagai pewaris kerajaan orang tuanya.

(b) Orientasi

Orientasi atau setting, berisi informasi mengenai latar kisah atau peristiwa. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan ihwal siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
Contoh:
Maka pada suatu adalah dua orang laki istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyeberang, tiada dapat perahu. Maka dinantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang.

Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

(c) Komplikasi

Komplikasi berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut urutan waktu, yang meliputi kejadian-kejadian utama yang dialami tokoh. Dalam bagian ini berisi konflik yang menjadi daya tarik dalam sebuah cerita.
Contoh:
Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang: sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini.”

(d) Resolusi

Resolusi, beriai pernyataan kesimpulan mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya. Bagian ini juga berisi konflik yang mulai mereda dan sering disebut bagian pemecahan masalah.
Contoh:
Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggil pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, “Hai orang tua sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benarnya?” Maka kata orang tua itu, “Daripada mula awalnya.” Kemudian maka dikatakannya, siapa mertuanya laki-laki dan perempuan dan di mana tempat duduknya. Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu. Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.

(e) Koda

Koda merupakan kata-kata penutup yang berfungsi sebagai kesimpulan ataupun penegasan kembali tentang pesan-pesan penting yang terkandung dalam isi hikayat. Bagian ini juga termasuk optional.
Contoh:
Demikianlah nasib yang dialami oleh seorang yang gigih di dalam perjuangannya. Apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan pun akan mengabulkannya; yang juga memiliki arti penting bagi kehidupan orang itu.

Setelah kalian membaca dan memahami struktur hikayat, adakah kalian menemukan kesulitan? Ya, pasti. Kalian merasa kesulitan memahami alur cerita hikayat. Hal ini disebabkan kata atau kalimat yang digunakan, ada yang tidak lazim atau tidak biasa. Hal Itu juga merupakan salah satu ciri hikayat, yaitu kata-kata sulit atau biasa dikenal dengan kata-kata arkais. Kata-kata arkais tersebut dapat kalian cari artinya dalam kamus bahasa Indonesia.

2. Rekonstruksi Isi Hikayat

Kata-kata arkais itu harus kalian ubah menjadi kata atau kalimat yang mudah dipahami pembacanya jika kalian ingin menceritakan kembali, mereproduksi, atau merekontruksi hikayat. Hal ini dilakukan agar cerita dalam hikayat dapat dinikmati semua orang dan bukan hanya orang-orang tertentu saja.

Mungkin ada di antara kalian bertanya, bolehkah menulis ulang cerita rakyat, khususnya hikayat? Boleh, itu jawabnya.

Tidak ada yang melarang untuk menuliskan kembali sebuah hikayat karena cerita ini tidak memiliki nama pengarannya dan sudah turun temurun ceritanya diketahui oleh masyarakat. Namun syaratnya, sebagai berikut:
(a) Menuliskan sebelum cerita dimulai, yaitu cerita ini ditulis ulang oleh ....
(b) Mencari dan mengartikan kata-kata arkais yang ditemukan
(c) Menggunakan bahasa yang dikenal oleh masyarakat agar cerita melekat pada pembacanya.
(d) Memperhatikan tujuan utama dari hikayat, yaitu pesan/ amanat. Pesan/amanat tidak boleh menyimpang dari cerita aslinya dan nilai-nilai dalam hikayat.
(e) Tidak ada perubahan tokoh, latar, dan alur. Hal itu harus dipertahankan dari aslinya.
(f) Mencatat pokok-pokok cerita yang ada dalam setiap bagian peristiwanya.

Demikianlah syarat dalam merekontruksi hikayat dengan menggunakan kata-kata sendiri. Hikayat ini adalah warisan nenek moyang kita. Hikayat ini juga merupakan kekayaan budaya bagi bangsa kita. Warisan ini jangan sampai punah sehingga hilang, lenyap. Akibanya, banyak di antara kalian yang tidak mengetahui hikayat. Hal itu tidak boleh terjadi. Marilah kita bersama-sama menjaga warisan leluhur kita sebagai bukti bahwa kita cinta dan bangga kepada negara kita, Indonesia.


Rangkuman Materi
  1. Ciri-ciri hikayat, sebagai berikut: (a) Berpusat atau bercerita tentang kerajaan (istana sentris); (b) Tak diketahui nama pengarangnya (anonim); (c) Mengandung banyak nilai, terutama nilai moral; (d) Cerita hanya seputar peperangan antarkerajaan, keajaiban, kekuatan gaib, serta percintaan (statis); (e) Selalu berakhir dengan kemenangan tokoh utama (happy ending)
  2. Salah satu latihan awal untuk menjadi penulis cerita rakyat, kalian harus mengetahui bagian-bagian penting dalam hikayat.
  3. Bagian-bagian penting dalam di antaranya menemukan pesan/amanat dan nilai-nilai yang disajikan di dalamnya.
  4. Mengolah bagian -bagian penting harus sesuai dengan struktur hikayat.
  5. Merekontruksi hikayat yang utama adalah mengubah kata-kata arkais menjadi kata-kata yang mudah dipahami.

Tugas
Isilah tabel berikut dengan memberikan tanda cek (√)!

Soal Nomor 1
Pernyataan
Di sebuah kerajaan, Raja Indra Bungsu memiliki dua anak kembar yang bernama Syahpri dan Indra Bangsawan. Kedua anak lelaki itu mendapatkan kasih sayang penuh dari Sang Raja. Mereka tumbuh sebagai pemuda yang baik, tanggung, dan sakti.

Ciri-Ciri Hikayat
Istana sentris 
beri centang  (_____)

Terdapat nilai-nilai
beri centang  (_____)

Peperangan antarkerajaan
beri centang  (_____)

Kemustahilan
beri centang  (_____)

Percintaan
beri centang  (_____)

Happy ending
beri centang  (_____)


Soal Nomor 2
Pernyataan
Pada suatu waktu, Raja Indra Bungsu mulai bingung siapa diantara kedua anak lelakinya yang akan menggantikannya sebagai seorang Raja. Hingga suatu malam, Raja bermimpi dengan buluh perindu yaitu semacam alat musik yang memiliki suara merdu. Raja sangat terpesona dengan buluh perindu, hingga Sang Raja mengadakan sayembara barang siapa yang bisa membawa pulang buluh perindu, ia akan menjadi seorang raja.

Ciri-Ciri Hikayat
Istana sentris 
beri centang  (_____)

Terdapat nilai-nilai
beri centang  (_____)

Peperangan antarkerajaan
beri centang  (_____)

Kemustahilan
beri centang  (_____)

Percintaan
beri centang  (_____)

Happy ending
beri centang  (_____)



Soal Nomor 3
Pernyataan
Kedua anak lelaki raja berangkat untuk mencari buluh pelindu. Mereka berdua terpisah dikarenakan badai besar. Syahpri berada disebuah taman dan menemukan gendang. Dalam gendang bersembunyi seorang puteri Ratna Sari yang diculik oleh garuda. Singkatnya, Syahpri menikahi puteri Ratna Sari.

Ciri-Ciri Hikayat
Istana sentris 
beri centang  (_____)

Terdapat nilai-nilai
beri centang  (_____)

Peperangan antarkerajaan
beri centang  (_____)

Kemustahilan
beri centang  (_____)

Percintaan
beri centang  (_____)

Happy ending
beri centang  (_____)

Soal Nomor 4
Pernyataan
Saudara kembar lainnya, Indra Bangsawan tersesat dalam gua yang berpenghuni raksasa perempuan. Karena ketangguhan dan kesaktian Indra, Raksasa akhirnya dapat ditaklukan oleh Indra, Raksasa memberikan ajimat untuk Indera. Dalam perjalanananya, Indera mendapatkan seorang isteri sebagai hadiah sayembara yang ia menangkan. Indra juga berhasil mendapatkan buluh pelindu.

Ciri-Ciri Hikayat
Istana sentris 
beri centang  (_____)

Terdapat nilai-nilai
beri centang  (_____)

Peperangan antarkerajaan
beri centang  (_____)

Kemustahilan
beri centang  (_____)

Percintaan
beri centang  (_____)

Happy ending
beri centang  (_____)

Soal Nomor 5
Pernyataan
Ketika Indra dan istrinya pulang ke negeri Indra, mereka diserang oleh Buraksa hingga mereka sakit keras. Mendengar hal itu, Syahpri menyusul saudaranya dan membawa pulang untuk diobati hingga sembuh. Indra mendapatkan tahta sebagai raja karena mampu membawa buluh pelindung.

Ciri-Ciri Hikayat
Istana sentris 
beri centang  (_____)

Terdapat nilai-nilai
beri centang  (_____)

Peperangan antarkerajaan
beri centang  (_____)

Kemustahilan
beri centang  (_____)

Percintaan
beri centang  (_____)

Happy ending
beri centang  (_____)

Soal Nomor 6
Pernyataan
Sebagai balas budi, indra memberikan jimat yang bisa digunakan untuk membangun kerajaan dan semua perlengkapannya. Seiring berjalan waktu, kedua negara hidup damai dan saling membantu.

Ciri-Ciri Hikayat
Istana sentris 
beri centang  (_____)

Terdapat nilai-nilai
beri centang  (_____)

Peperangan antarkerajaan
beri centang  (_____)

Kemustahilan
beri centang  (_____)

Percintaan
beri centang  (_____)

Happy ending
beri centang  (_____)


Latihan Soal
Cermati teks hikayat berikut!

HIKAYAT BUNGA KEMUNING

Kisah dimulai dari seorang raja yang bijaksana memiliki 10 orang putri yang berwajah cantik. Dikarenakan istri raja telah meninggal seusai melahirkan anak bungsu, sehingga kesepuluh putri dijaga oleh pengasuh kerajaan. Puteri Kuning adalah anak bungsu sang raja dan memiliki perilaku yang paling baik dibanding dengan kakak perempuan lainnya.

Pada suatu hari, Raja akan pergi ke kerajaan lain untuk menjaga hubungan baik antar kerajaan. Sebelum pergi Raja mengumpulkan semua puteri untuk dengan menanyakan oleh–oleh apa yang diinginkan mereka. Kesembilan anak perempuan Raja menginginkan untuk oleh-oleh yang mahal dan mewah seperti perhiasan. Sedangkan, Puteri Kuning hanya meminta ayahnya kembali dengan selamat.

Sepeninggalan Raja untuk berkunjung ke kerajaan lain, perilaku kesembilan anak perempuan semakin buruk dan nakal hingga membuat para pelayan kewalahan. Berbeda dengan kakak perempuan lainnya, Puteri Kuning sangat rajin mengurus taman kesayangan anaknya. Melihat perilaku Puteri Kuning tersebut, kakak perempuan malah meledeknya.

Akhirnya Sang Raja pulang, namun hanya Puteri Kuning yang menyambut Raja dengan perasaan gembira. Walaupun tidak meminta oleh – oleh, Raja tetap memberi kalung batu hijau. Keesokan harinya, semua puteri berkumpul untuk mendapatkan oleh – oleh dari Raja.

Puteri Hijau iri melihat kalung berbatu hijau yang dipakai oleh Puteri Kuning. Putri Hijau sempat meminta kalung batu hijau, tapi Puteri Kuning menolak karena itu adalah pemberian dari sang ayah. Tidak tinggal diam, Puteri Hijau mengadu ke kakak perempuan lainnya bahwa Puteri Kuning mengambil barang miliknya.

Pertengkaran tidak terhentikan hanya masalah Kalung batu hijau, hingga Puteri Kuning meninggal akibat pukulan dari kakak perempuannya. Puteri Kuning dikuburkan dengan sangat rapi agar tidak terlihat. Raja memerintahkan semua penjaga dan pelayan untuk mencari Puteri Kuning. Namun, hasilnya nihil, Raja tidak menemukan kepergian Puteri Kuning.

Sang Raja menyesal karena tidak mampu mendidik puteri – puterinya dengan benar, hingga ia memerintahkan semua puteri untuk pergi ke negeri seberang agar bisa belajar memperbaiki perilaku mereka. Suatu hari, di atas tanah yang menjadi kuburan Puteri Kuning, tumbuh tanaman yang baru pertama kali dilihat oleh raja.

Tanaman itu diberi nama bunga kemuning, karena daun berwarna hijau bagai kalung batu hijau, batang seperti jubah Puteri Kuning, dan bunga berwarna putih kekuningan sangat wangi. Tanaman kemuning sering digunakan untuk pengharum rambut dan kulit kayu dijadikan bedak penghalus wajah.

Pertanyaan
1. Identifikasikanlah kata-kata sulit yang kamu tidak pahami dan carilah artinya dalam kamus!
_______________

2. Ciri-ciri teks hikayat di antaranya istana sentris dan kemustahilan, Jelaskan bagian itu!
_______________

3. Apakah pesan/amanat yang disampaikan pengarang?
_______________

4. Jelaskan bagian komplikasi cerita tersebut?
_______________

5. Tuliskan kembali teks hikayat tersebut dengan menggunakan bahasamu sendiri!
_______________


Jawaban:

1. Identifikasikanlah kata-kata sulit yang kamu tidak pahami dan carilah artinya dalam kamus!
Jawab:
Apapun jawabannya dibenarkan yang penting diberikan definisi berdasarkan kamus.

2. Ciri-ciri teks hikayat di antaranya istana sentris dan kemustahilan, Jelaskan bagian itu!
Jawab:
Istana Sentris = berhubungan dengan penokohan, latar, dan konflik. Kemustahilan = berhubungan dengan keajaiban, sesuatu yang gaib.

3. Apakah pesan/amanat yang disampaikan pengarang?
Jawab:
Amanat = jauhkanlah rasa iri dan dengki yang hanya akan mencelakai seseorang juga penyakit hati diri sendiri.

4. Jelaskan bagian komplikasi cerita tersebut?
Jawab:
Komplikasi

Puteri Hijau iri melihat kalung berbatu hijau yang dipakai oleh Puteri Kuning. Putri Hijau sempat meminta kalung batu hijau, tapi Puteri Kuning menolak karena itu adalah pemberian dari sang ayah. Tidak tinggal diam, Puteri Hijau mengadu ke kakak perempuan lainnya bahwa Puteri Kuning mengambil barang miliknya.

Pertengkaran tidak terhentikan hanya masalah Kalung batu hijau, hingga Puteri Kuning meninggal akibat pukulan dari kakak perempuannya. Puteri Kuning dikuburkan dengan sangat rapi agar tidak terlihat. Raja memerintahkan semua penjaga dan pelayan untuk mencari Puteri Kuning. Namun, hasilnya nihil, Raja tidak menemukan kepergian Puteri Kuning.

5. Tuliskan kembali teks hikayat tersebut dengan menggunakan bahasamu sendiri!
Jawab:
Perhatikan urutan kronologisnya, harus berurutan.



EVALUASI

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kalian anggap benar!
1. Cermati kutipan tersebut berikut!
Istri sang raja sudah meninggal ketika melahirkan anaknya yang bungsu sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Putri-putri raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka.
Ada dua nilai yang terkandung dalam kutipan tersebut, yaitu nilai ....
A. sosial dan moral.
B. agama dan moral.
C. budaya dan sosial.
D. edukasi dan sosial.
E. edukasi dan moral.

2. Cermati kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 2 dan 4!
Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu akan bapak Hamba, karena diam dalam hutan rimba belantara. Adapun sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar kabar anak raja sembilan orang hendak datang membunuh buraksa dan merebut tuan hamba dari padanya itu. Itulah maka hamba datang kemari hendak melihat tamasya anak raja itu. Mengasihani hamba dan pada bicara akal hamba akan anak raja-raja sembilan itu tiadalah dapat membunuh buraksa itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat membunuh akan buraksa itu.
Amanat yang tersirat dalam kutipan hikayat tersebut adalah ....
A. tunjukkanlah jika memiliki suatu kemampuan.
B. hendaklah menolong orang yang dalam kesulitan.
C. lihatlah terlebih dahulu musuh yang akan dihadapi.
D. bersyukurlah jika mendapat pertolongan dari seseorang.
E. jangan terlalu emosi sehingga dapat mencelakai orang lain.

3. Nilai moral yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah ....
A. kekejaman raja terhadap rakyatnya
B. kekacauan penduduk akibat hasutan
C. keadilan seorang raja kepada rakyatnya
D. ketidakpedulian raja kepada rakyatnya
E. kepedulian rakyat atas keselamatan rajanya

4. Kalimat dalam kutipan tersebut yang menunjukkan kata-kata arkais adalah ....
A. diam dan tuan
B. rimba dan akal
C. raja dan tamasya
D. hamba dan buraksa
E. daripadanya dan merebut

5. Cermati kalimat-kalimat berikut!
Sebermula Raja Hindustan itu sediakala pekerjaanya pergi berburu juga. Maka pada satu hari Raja Hindustan itu sedang berburu, lalu bertemu dua ekor ular. Adapun ular yang betina itu terlalu baik rupanya, maka yang jantan sangat jahat rupanya. Maka hati pada hati Baginda, “Bukan juga jodohnya ular itu, karena yang jantan itu amat jahat rupanya dan yang betina itu elok rupanya.” Maka lalu dihununsnya pedangnya, lalu diparangnya kepada ular jantan itu. Maka ular jantan itu pun matilah. Maka ular betina itu pun putus ekornya sedikit.
Nilai budaya dalam kutipan tersebut yang masih dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah...
A. Lebih mempercayai ular
B. Menghukum yang berperilaku jahat
C. Berlaku kasar kepada orang yang tidak disukai
D. Melakukan perburuan di hutan tanpa mengenal batas
E. Marah melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan pandangannya

6. Cermati kutipan berikut!
Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya. "Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning," kata Puteri Kuning dengan lemah lembut. "Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah," ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat teh, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya.
Bukti yang mendukung bahwa kutipan tersebut terkandung nilai moral adalah ....
A. Raja mencari hadiah untuk anak-anaknya.
B. Membelikan tanda mata untuk anak-anaknya.
C. seorang anak membuatkan teh untuk ayahnya.
D. sebagai saudara harus saling terbuka dan empati.
E. sesama keluarga tidak boleh saling iri dan bersaing.

7. Cermati kutipan hikayat berikut!
Telah beberapa lamanya maka ia pun bertemu sebuah kolam terlalu besar, Maka anak raja itu turunlah ke dalam kolam itu hendak mandi. Maka dilihatnya ada seekor ular menangkap seekor katak di dalam kolam itu. Adapun katak itu teramat besarnya, beberapa hendak ditangkap ular itu tiada dapat hingga habislah berluka-luka segala tubuh katak itu, maka berlumur dengan darah. Maka katak itu pun lari juga ke sana kemari dihambat ular itu. Maka letihlah rasanya tubuh katak itu. Telah dilhatnya anak raja itu, maka kata katak, “Hai orang muda! 
Lepaskan apalah hamba ini daripada ular itu; karena Allah kiranya tuan hamba menolong
hamba! Karena hamba mencari rezeki akan anak bini hamba”.
Maka anak raja itu pun berkata kepada ular itu, “Hai ular! Pintalah aku katak daripadamu.”
Maka kata ular itu, “Hai, anak raja! Akan katak itu sedialah rezeki hamba juga akan memberi
makan anak istri hamba. Jikalau tuan hamba hendak melepas katak ini, berilah tukarannya oleh tuan hamba. Maka kata anak raja itu,”Apakah ada kepada kami, hanya ada dagingku, itulah yang ada padaku.”
Maka kata ular itu,”Baiklah!”
Maka oleh anak raja itu, pun diirisnya daging pahanya sebesar katak itu juga, maka diberikannya pada ular itu. Maka ular itu pun mengambil daging itu lalu dibawanya ke lubangnya. Maka daging anak raja itu pun diberikannya pada anak bininya. Setelah dimakan oleh anak istrinya, maka lalu katanya “darimana tuan hamba peroleh daging ini, terlalu amat lezat cita rasanya.” (dikutip dari Hikayat Bayan Budiman)

Nilai sosial yang terkandung dalam kutipan karya sastra Melayu klasik tersebut adalah...
A. Katak dan ular yang sering berebut rezeki, bermusuhan, dan berkelahi demi mempertahankan hak milik sendiri.
B. Perkelahian demi mempertahankan hak milik sendiri, katak dan ular yang sering berebut rezeki dan bermusuhan.
C. Katak dan ular mencari rezeki untuk keluarga/ anak bininya dan seorang raja yang memiliki rasa peduli dan rela membantu.
D. Seorang raja yang memiliki rasa peduli rela membantu, dan perkelahian demi mempertahankan hak milik sendiri.
E. Ular yang tidak memiliki rasa kasihan kepada anak-anaknya dan perkelahian demi mempertahankan hak milik sendiri.

8. Cermati kutipan berikut!!
Maka pada suatu hari Hang Tuah duduk bersama-sama dengan sahabatnya keempat. Maka Hang Tuah “Hai saudaraku keempat, kita ini berlima bersaudara, dapatlah kita melayarkan sebuah perahu landing, boleh kita pergi merantau barang ke mana pun mencari makan?”
Maka kata Hang Jebat dan Hang Kesturi, “Mengapatah maka tiada boleh kita kelima melayarkan sebuah perahu?”
Maka sahut Hang Tuah, “Baiklah jika demikian, maka bapak beta ada sebuah landing lengkap dengan layarnya. Kita turun dengan beras bekal, sepuluh gantang seorang” (Hikayat Hang Tuah)

Isi kutipan hikayat tersebut adalah ..
A. Hang Tuah dan empat sahabatnya sepakat pergi merantau dengan perahu layar.
B. Hang Tuah mengajak empat sahabatnya berlayar menggunakan perahu apa adanya.
C. Hang Jebat dan Hang Kesturi melarang Hang Tuah pergi merantau karena tidak ada bekal.
D. Hang Jebat dan Hang Kesturi menolak diajak pergi merantau dengan menggunakan perahu.
E. Hang Tuah menyetujui keinginan Hang Jebat dan Hang Kesturi menggunakan perahu tanpa layar.

9. Cermati kutipan berikut!
(1) Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. (2) Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala. (3) Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani). (4) Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera. (5) Marakarmah menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.
Berdasarkan isinya, karakteristik yang menunjukkan kemenangan tokoh utama terdapat pada nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

10. Cermati kutipan berikut!
Adapun maka pada masa itu Juragan Garubug akan mempersembahkan pada Sang Ratu Darmawangsa Darmakusuma di hadapan orang banyak . Maka sembahnya,” Ya Tuanku, Syah Alam, bahwa adalah hamba ini mempersembahkan pada Tuanku sebuah cincin. Maka kata Sang Ratu, “ Hai Gurubug, di manakah kamu peroleh ini cincin karena barang ini mahal harganya. Maka pada masa itu sembahnya Juragan Gurubug, “Ya, Tuanku, beginilah awal mulanya patik dapat ini cincin. Pada tatkala tuan patik Pangeran Dipati Rajuna pergi bertapa di atas Gunung Gandalisada lima belas tahun lamanya, pada sampai tapanya lalu turunlah dari atas gunung itu, maka dipegat dengan dua orang raksasa. Maka tuan patik hampir-hampir tiada dapat melawan. Maka turun seorang pendeta memberi tahu; katanya jika hendak membunuh dua raksasa itu dengan mudahnya, hendak pergi bertapa lagi di atas Gunung Parasu. Maka tuan patik bertapa lagi di atas Gunung Parasu adalah kira-kira sepuluh tahun lamanya. Maka cukuplah tapanya dikabulkan oleh Dewata Mulia Raya. Maka tuan patik kembali lagi melawan dua raksasa itu hingga kedua raksasa itu jadi binasa. Maka patik pun hendak kembali pulang ke dalam negeri Pandawa bersama tuan Patik Dipati Rajuna. Maka sampailah pada pertengahan jalan patik melihat mencorong seperti matahari rupanya. Maka patik memburu dan ini cincin rupanya. (Hikayat Maharaja Garebag Jagat)

Kemustahilan yang terdapat dalam kutipan naskah Melayu klasik tersebut adalah ...
A. Mendapatkan sebentuk cincin di atas gunung.
B. Melawan dua orang raksasa dengan mudahnya.
C. Menemukan cincin di perjalanan ketika bertapa.
D. Bertapa selama 25 tahun untuk melawan raksasa.
E. Permintaannya dikabulkan oleh yang Mahakuasa.

KUNCI JAWABAN
1. E
2. B
3. E
4. D
5. E
6. C
7. C
8. B
9. E
10. D

Posting Komentar

0 Komentar
Komentar

Tinggalkan pesan yang positif untuk membangun komunikasi yang sehat

Tinggalkan pesan yang positif untuk membangun komunikasi yang sehat

Posting Komentar (0)
2/sidebar/Soal 11

#buttons=(Accept !) #days=(360)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda.Pelajari lagi
Terima!
To Top