Identitas
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 4x45 menit (2x pertemuan)
Judul Modul : Struktur dan Kebahasaan Teks Ceramah
Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis isi, struktur dan kebahasaan dalam ceramah.
4.6 Mengonstruksi ceramah tentang permasalahan aktual dengan memerhatikan aspek kebahasaan dan menggunakan struktur yang tepat.
Deskripsi Singkat Materi
Semangat Pagi! dan salam sejahtera untuk kita semua. semoga kalian tetap dalam keadaan sehat dan berbahagia.
Anak-anakku yang cerdas dan berbudi baik, semoga kalian dapat mempelajari modul ini dengan semangat dan penuh kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
Sebagaimana yang pernah kalian pelajari pada modul sebelumnya bahwa kalian dapat membedakan antara pidato, khotbah, dan juga ceramah. Kalian pun dapat mengidentifikasi informasi berupa permasalahan aktual dan langkah-langkah dalam menyusun bagian-bagian penting dari permasalahan aktual yang disajikan dalam ceramah yang kalian dengar.
Nah, untuk pembelajaran kali ini, modul ini masih membahas tentang teks ceramah, yaitu dari segi isi, struktur, dan kaidah kebahasaannya. Kalian akan mengetahui seperti apa struktur teks ceramah itu, dan kalian pun akan diajak untuk mengetahui kaidah kebahasaan apa saja yang ada dalam teks ceramah.
Mari kita pelajari modul ini untuk menambah wawasan kalian dalam mengenali isi, struktur dan kebahasaan teks ceramah.
Materi Pembelajaran
Pertama : Isi dan struktur teks ceramah
Kedua : Kaidah kebahasaan teks ceramah
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
ISI DAN STRUKTUR TEKS CERAMAH
Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan kalian mampu menentukan isi dan struktur dalam teks ceramah dengan cermat, kritis, dan bertanggung jawab.
Uraian Materi
Jika kalian mendengar kata ceramah, sebagian dari kita mungkin akan langsung berpikir tentang pemuka agama, entah itu Ustadz, Pastor, dan lain sebagainya. Padahal, ceramah bukan semata bisa dilakukan atau berkaitan dengan agama saja. Ceramah bisa dilakukan oleh siapapun, dan biasanya, ada teks pendukung untuk itu. Kita mengenalnya dengan istilah teks ceramah.
Sebagaimana kalian tahu bahwa ceramah merupakan kegiatan yang dilakukan antara pembicara dan khalayak umum sebagai pendengar. Tujuannya untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan. Pembicara yang membawakan ceramah umumnya adalah orang yang dianggap menguasai bidangnya dengan baik. Ceramah dapat dilakukan secara langsung maupun menggunakan sarana komunikasi, seperti televisi, radio, dan internet.
Ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui terkait teks ceramah, terutama dalam hal ini adalah masalah isi dan struktur dalam teks ceramah. Mari kita pelajari uraian materi berikut ini,
1. Isi Teks Ceramah
Jika kalian memerhatikan isi teks ceramah biasanya berkenaan dengan informasi tentang beragam kehidupan baik ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, maupun kesehatan. Isi tersebut dianggap sesuatu yang penting bagi pendengarnya dan dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pendengarnya. Isinya selalu berkaitan dengan tema ceramah yang hendak disampaikan. Misalnya, ceramah bertema kebersihan, isinya berkaitan dengan masalah kebersihan pula.
Teks ceramah biasanya memiliki pesan yang bertujuan untuk memberikan nasihat, petunjuk, atau petuah secara lisan. Khalayak yang mendengarkan pun bisa siapa saja. Tetapi umumnya khalayak dari teks ceramah bersifat spesifik karena diumumkan di komunitas atau kelompok masyarakat tertentu.
Perhatikan kutipan berikut!
Kita telah menempel slogan-slogan tentang kebersihan di lingkungan sekolah kita. Misalnya: jagalah kebersihan, kebersihan adalah sebagian dari iman, bersih itu indah, bersih pangkal sehat, dan lain-lain. Akan tetapi, apakah slogan slogan tersebut sudah menggugah kita untuk menerapkannya? Belum semua warga sekolah tergugah untuk mengamalkannya, di antara warga sekolah masih ada yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah sehingga masih terlihat sampah berserakan.
Isi cuplikan teks tersebut adalah telah ditempelnya slogan kebersihan dan masih adanya warga sekolah yang kurang peduli terhadap kebersihan sekolah.
2. Struktur Teks Ceramah
Jika kalian pernah menyimak orang yang sedang berceramah, atau pernah melihat naskah ceramah, kalian dapat menganalisis dari apa yang disampaikan dari ceramah tersebut. Ada beberapa hal yang dapat kalian temukan dari teks ceramah tersebut, yaitu bagian pembuka, isi dan penutup.
a. Pendahuluan
Berupa pengenaan isu, masalah, ataupun pandangan pembicara tentang topik yang akan dibahasnya. Bagian ini sama dengan isi dalam teks eksposisi, yang disebut dengan isu.
b. Isi
Berupa argumen pembicara berkaitan dengan pendahuluan atau tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen pembicara.
c. Penutup
Berupa penegasan kembali atas pertanyaan-pertanyaan sebelumnya.
Berikut contoh analisis struktur untuk teks di atas.
a. Pendahuluan
Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan- ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaan-perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat- rapat umum. Kata-kata mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan tentu saja hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.
Bagian itu mengenalkan permasalahan utama (tesis), yakni tentang menurunnya kesantunan berbahasa masyarakat.
b. Isi (Rangkaian Argumen)
Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu.
Teks tersebut merupakan salah satu bagian dari argumen pembicara tentang menurunnya kesantunan berbahasa masyarakat.
c. Penutup (Penegasan)
Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.
Bagian tersebut merupakan suatu simpulan, sebagai hasil penalaran dari penjelasan sebelumnya. Hal ini ditandai oleh kata-kata yang berupa saran-saran yang disertai pula sejumlah alasan.
Berikutnya, bandingkan oleh kalian dua teks ceramah di bawah ini.
Teks Ceramah 1
Selamat pagi anak-anakku,
Pada Senin pagi hari yang cerah ini, izinkanlah Bapak menyampaikan sedikit petuah untuk kalian semua. Tak lupa kita ucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kita masih diberi nikmat sehat dan dapat berkumpul di lapangan ini tanpa suatu kekurangan apapun. Ceramah upacara kali ini akan membahas “Remaja dan Dunianya”.
Anak-anakku,
Usia remaja adalah usia yang sering membuat gelisah orang tua. Saat memasuki remaja, seseorang akan berpikir hal-hal baru yang dianggapnya tabu. Rasa penasaran itu membuatnya bertindak melakukan hal-hal yang dilarang. Sikap ingin tahu itu yang akhirnya menjerumuskan ke dalam pergaulan yang salah. Contohnya, tawuran, mencuri, dan hal lainnya.
Fase ini, remaja berada dalam tahap stress dan storm, kebutuhan mereka harus dipenuhi oleh orang tuanya. Kondisi ini menyebabkan kelabilan emosi dan bertindak merugikan orang lain.
Anak-anakku, kalian perlu membekali diri kalian dengan agama, pendidikan, dan pembentukan karakter yang kuat. Sebab, pembentukan karakter salah satu jembatan untuk menahan perbuatan kenakalan remaja dan menyongsong hari esok yang berseri.
Kalian juga harus pintar dalam memilih teman bergaul dan lingkungan yang baik. Bentuklah ketahanan diri kalian agar tidak mudah terpengaruh jika bergaul dengan teman atau komunitas yang tidak sesuai harapan. Ikutilah juga berbagai kegiatan positif baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun lingkungan lainnya. Misalnya saja mengikuti komunitas olahraga bola basket, karang taruna, sepak bola, dan kegiatan-kegiatan baik lainnya. Pilihlah bentuk kegiatan yang disukai agar tercipta kenyamanan dan menghindari kebosanan. Mari bersama-sama kita lawan kenakalan remaja dan kriminalitas yang terjadi terhadap remaja. Remaja hebat, remaja harapan bangsa.
Teks Ceramah 2
Selamat pagi anak-anakku,
Marilah kita memanjatkan puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena hingga saat ini kita masih diberikan nikmat sehat dan dapat berkumpul di SMA Pelita Hati tanpa suatu kurang apapun.
Anak-anak yang Bapak cintai dan banggakan,
Saat ini masuknya budaya asing ke Indonesia sudah sangat pesat. Salah satu contohnya adalah masuknya budaya Korea Selatan di Indonesia. Banyak remaja-remaja seusia kalian mengidolakan dan memuji secara berlebihan. Masuknya budaya Korea di Indonesia tentu tidak lepas oleh pengaruh globalisasi. Tidak dapat dipungkiri banyaknya media yang berperan dalam menyebarkan budaya tersebut, seperti halnya internet. Masyarakat dengan mudahnya dapat mengakses melalui situs-situs yang tersedia seperti layarkaca21, nontondramamu.com, atau melalui beberapa channel video. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang rela menerjemahkan bahasa tersebut ke dalam bahasa Indonesia.
Marilah anak-anakku, kita tanamkan semangat nasionalisme yang tangguh. Contohnya, membeli produk dalam negeri dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Tetapi demikian, kita tidak menutup kemungkinan akan budaya asing yang masuk.
Jika masuknya budaya asing tidak diseimbangi dengan mencintai budaya sendiri, maka budaya Indonesia akan tergerus dan terkikis, hanya meninggalkan jejak. Oleh karena itu, pentingnya kesadaran akan budaya lokal untuk mengokohkan ketahanan budaya sendiri. Kita sebagai warga negara, juga harus tanggap dan peduli terhadap kebudayaan sendiri agar tidak diakui negara lain.
Dalam sehari, masyarakat Indonesia khususnya anak muda, dapat menghabiskan waktu mereka lebih dari tiga jam sehari untuk menonton serial tv ataupun drama Korea. Menurut data hasil statistik pada tahun 2011, jumlah penggemar budaya Korea atau Korean Wave mencapai 3,3 juta di seluruh dunia. Berdasarkan data tersebut, kawasan Asia menempati peringkat pertama dengan jumlah penggemar terbanyak.
Demikian ceramah singkat yang dapat Bapak sampaikan. Semoga kita bersama- sama saling menjaga keutuhan negeri ini dengan mencintai budaya dan produknya.
Wassalam.
Setelah kalian mencermati dua teks ceramah di atas, dilihat dari strukturnya, kalian pasti akan memulih teks ceramah 1 sebagai teks yang baik jika dilihat dari struktur teks ceramah.
Rangkuman
- 1. Isi teks ceramah biasanya berkenaan dengan informasi tentang beragam kehidupan
- 2. Isi teks ceramah selalu berkaitan dengan tema ceramah yang hendak disampaikan.
- 3. Struktur Teks Ceramah terdiri dari a. Pendahuluan
b. Isi (rangkaian argumen)
c. Penutup (penegasan)
Penugasan Mandiri
Isilah tabel berikut dengan memberikan tanda centang (√)!
Jawaban Penugasan Mandiri:
Latihan Soal
Agar kalian dapat memahami dalam menentukan isi dan struktur teks ceramah,
Perhatikan teks ceramah berikut!
Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang berbahagia,
Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak- kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-ungkapan pada banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat-rapat umum. Kata-kata mereka kasar atau bertendensi menyerang. Tentu saja, hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.
Gejala yang sama terlihat pula pada penggunaan bahasa oleh para politisi kita, misalnya ketika melontarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Tanggapan-tanggapan mereka terdengar pedas, vulgar, dan beberapa di antaranya cenderung provokatif. Padahal sebelumnya, pada zaman pemerintahan Orde Baru, pemakaian bahasa dibingkai secara santun lewat pemilihan kata yang dihaluskan maknanya (optimistis).
Kita pun tentu gelisah sebagai orang tua. Kita sering menyaksikan kebiasaan berbahasa anak-anak dan para remaja yang kasar dengan dibumbui sebutan-sebutan antarsesama yang sangat miris untuk didengar. Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilihan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu.
Penyebab utamanya adalah perkembangan masyarakat yang sudah tidak menghiraukan perubahan nilai-nilai kesantunan dan tata krama dalam suatu masyarakat. Misalnya, kesantunan (tata krama) yang berlaku pada zaman kerajaan yang berbeda dengan yang berlangsung pada masa kemerdekaan dan pada masa kini. Kesantunan juga berkaitan dengan tempat: nilai-nilai kesantunan di kantor berbeda dengan di pasar, di terminal, dan di rumah.
Pergaulan global dan pertukaran informasi juga membawa pengaruh pada pergeseran budaya, khususnya berkaitan dengan nilai-nilai kesantunan itu. Fenomena demikian menyebabkan para remaja dan anggota masyarakat lainnya gamang dalam berbahasa. Pada akhirnya mereka memiliki kaidah berbahasa yang mereka anggap bergengsi, tanpa mengindahkan kaidah bahasa yang sesungguhnya.
Sejalan dengan perubahan waktu dan tantangan global, banyak hambatan dalam upaya pembelajaran tata krama berbahasa. Misalnya, tayangan televisi yang bertolak belakang dengan prinsip tata kehidupan dan tata krama orang Timur. Sementara itu, sekolah juga kurang memperhatikan kesantunan berbahasa dan lebih mengutamakan kualitas otak siswa dalam penguasaan iptek. Selain itu, kesantunan berbahasa sering pula diabaikan dalam lingkungan keluarga. Padahal, belajar bahasa sebaiknya dilaksanakan setiap hari agar anak dapat menghayati betul bahasa yang digunakannya. Anak belajar tata santun berbahasa mulai di lingkungan keluarga.
Nilai-nilai kesantunan berbahasa dalam beragama juga merupakan salah satu kewajiban manusia yang bentuknya berupa perkataan yang lembut dan tidak menyakiti orang lain. Kesantunan dipadankan dengan konsep qaulan karima yang berarti ucapan yang lemah lembut, penuh dengan pemuliaan, penghargaan, pengagungan, dan penghormatan kepada orang lain. Berbahasa santun juga sama maknanya dengan qaulan ma’rufa yang berarti berkata-kata yang sesuai dengan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat penutur.
Oleh karena itu, pendidikan etika berbahasa memiliki peranan yang sangat penting. Pemerolehan pendidikan kesantunan berbahasa sangat diperlukan sebagai salah satu syariat dalam beragama. Dengan kesantunan, dapat tercipta harmonisasi pergaulan dengan lingkungan sekitar. Penanaman kesantunan berbahasa juga sangat berpengaruh positif terhadap kematangan emosi seseorang. Semakin intens kesantunan berbahasa itu dapat ditanamkan, kematangan emosi itu akan semakin baik. Aktivitas berbahasa dengan emosi berkaitan erat. Kemarahan, kesenangan, kesedihan, dan sebagainya tercermin dalam kesantunan dan ketidaksantunan itu.
Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.
Analisislah bagian yang merupakan pendahuluan, isi/rangkaian argumen, dan penegasan dalam teks ceramah di atas ke dalam tabel berikut!
Jawaban Latihan Soal:
sumber video: channel YouTube Si Kutu Buku