Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 x pertemuan)
Judul Modul : Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot
Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan maupun tulis
Deskripsi Singkat Materi
Masihkah kalian ingat, apakah teks anekdot? Ya, benar, teks anekdot ialah cerita singkat yang menarik, lucu, dan mengesankan. Apakah hanya sebatas itu? TIDAK! ada nilai-nilai yang hendak disampaikan dibalik cerita lucunya atau dapat dikatakan ada makna yang tersirat dalam teks anekdot. Seperti yang sudah kalian pelajari sebelumnya, yaitu mengevaluasi makna teks anekdot. Hal itu merupakan ciri khusus dari teks anekdot, yaitu sindiran di balik cerita lucunya terdapat nilai-nilai atau makna yang tersirat. Setelah makna yang tersirat kalian pahami benar-benar, pembahasan teks anekdot kali ini tentang struktur dan kebahasaannya. Sudah siap kalian? pasti siap!
Materi Pembelajaran
- Pertama : Struktur dalam teks anekdot
- Kedua : Kaidah kebahasaan dalam teks anekdot
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Struktur Teks Anekdot
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan: Kalian mampu menganalisis struktur teks anekdot dengan kritis dan semangat agar dapat menghasilkan atau menciptakan teks anekdot yang kreatif, inovatif, serta benar sehingga kalian dapat mengirimkan teks anekdot ini ke media dan mendapatkan uang saku tambahan.
Uraian Materi
Benarkah teks anekdot cerita lucu yang mengandung sindiran seperti yang disampaikan pada pendahuluan? Sebelum kalian mempelajari materi ini lebih lanjut, kalian perlu ingat kembali materi pada modul sebelumnya tentang mengevaluasi makna tersirat dalam teks anekdot. Pada pembelajaran tersebut kalian sudah mendapatkan pemahaman tentang makna dan fungsi dari teks anekdot. Teks anekdot berfungsi sindiran atau kritikan dengan sajian berbentuk humor atau lelucon. Sindiran tersebut dapat berkaitan dengan masalah politik, hukum, atau kebiasaan sehari-hari. Lebih jelasnya, perhatikan contoh kedua teks anekdot berikut.
Teks 1
OBROLAN PARA PRESIDEN DI DALAM PESAWAT
Karena begitu bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur untuk berkeliling dunia.
Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya. Tidak lama Presiden Amerika, Bill Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata,
"Wah kita sedang berada di atas New York!”
Preslden lndonesla (Gus Dur), "Lho kok bisa tahu sih?"
"Ini patung Liberty kepegang!" Jawab Bill Clinton dengan bangganya.
Tidak mau kalah, Presiden Prancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar pesawat.
“Tahu tidak, kita sedang berada di atas Kota Paris!" katanya dengan sombongnya. Gus Dur, "Wah... kok bisa tahu juga?"
"lni menara Eiffel kepegang!" sahut presiden Perancis tersebut.
Karena disombongi oleh Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat.
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!” teriak Gus Dur.
“Lho kok bisa tahu sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa melihat.
“ini jam tangan saya hilang...,” jawab Gus Dur kalem.
Teks II
TAK PUNYA LATAR BELAKANG PRESIDEN
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat di-interview salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan.
Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Pak Mahfud.
Tak disangka, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. ”Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang presiden kok,” ujar Gus Dur santai.
Jelas saja Pak Mahfud MD pun tidak berkutik. "Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan,” kelakar Pak Mahfud.
Perhatikan kembali kedua teks dalam contoh. Kedua teks itu sama-sama mengandung lelucon.
Keduanya juga sama-sama mengandung suatu kritik ataupun sindiran.
Teks I menyindir kehidupan di daerah Pasar Tanah Abang yang tidak lepas dari kasus pencurian.
Teks II berupa kritik terhadap kebijakan perlunya memiliki pengalaman ketika mau menduduki suatu jabatan.
Teks yang berkarakteristik seperti itulah yang disebut dengan teks anekdot. Pada umumnya teks anekdot melibatkan tokoh tertentu yang bersifat faktual, bahkan orang terkenal. Seperti pada contoh tersebut, tokoh yang dimaksud adalah almarhum Gus Dur, sebagai mantan presiden Indonesia dan tokoh-tokoh terkenal lainnya.
1. Bagian-Bagian Struktur Teks Anekdot
Dari hasil baca kalian, apa yang dapat kalian simpulkan dari uraian materi tersebut? Ya, benar. Teks anekdot itu memiliki alur yang dapat dikatakan berasal dari peristiwa yang benar-benar terjadi dan berlatar faktual, begitu pula dengan para tokohnya di dalam teks.
Perhatikan sekali kedua teks tersebut, adakah kesamaan antara keduanya dari segi fisiknya? Ya, kalian benar lagi. Kedua teks tersebut memiliki awal yang sama, yaitu berisikan tentang gambaran umum dari teks anekdot.
Teks 1
Karena begitu bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur untuk berkeliling dunia.
Teks 2
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
Pada teks 1, kalian diberitahukan bahwa cerita anekdot berawal dari perjalanan Gus Dur dengan Presiden Amerika dan Perancis berkeliling dunia. Perjalanan tersebut merupakan pergantian suasana Gus Dur yang bosan berkeliling dunia jika seorang diri makanya ia mengajak kedua presiden tersebut.
Adapun pada teks 2, kalian diberitahukan bahwa Gus Dur adalah seseorang yang unik yang selalu melemparkan candaan-candaan yang cerdas.
Akan tetapi, bagian akhir kedua teks ini berbeda. Pada teks 1, akhir cerita disimpulkan oleh pembacanya. Akhir ceritanya dibiarkan mengambang. Berbeda halnya dengan teks 2, akhir cerita disimpulkan oleh penulisnya melalui tanggapan tokoh lain.
Teks 1
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!”teriak Gus Dur.
“Lho kok bisa tahu sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa melihat.
“ini jam tangan saya hilang...,”jawab Gus Dur kalem.
Teks 2
Jelas saja Pak Mahfud MD pun tidak berkutik. "Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan,” kelakar Pak Mahfud.
Dengan demikian, kalian dapat simpulkan pengembangan teks anekdot ini bermacam-macam. Akan tetapi, kalian tidak boleh melupakan bahwa cerita harus tetap koheren, artinya terpadu menjadi suatu rangkaian cerita.
Coba kalian perhatikan pembahasannya, pada teks 1 antara bagian awal dan akhir itu sangat berkaitan, begitupula dengan teks 2. Bagian itu harus kalian perhatikan. Bagian tersebut memang bukan inti dari teks anekdot tapi bagian itu merupakan pembuka dan penutup cerita yang koheren.
Bagaimana, kalian sudah pahamkah? Jika belum, tidak apa-apa karena ini masih awal pembelajaran dalam mengenal struktur teks anekdot, masih wajar. Jadi, kalian jangan khawatir, ya? tetap semangat!
Seperti dituliskan sebelumnya, kalian akan diperkenalkan dengan struktur teks anekdot. Struktur teks anekdot terdiri atas, abstrak, orientasi, krisis/ komplikasi, reaksi, dan koda.
(a) Abstrak,
yaitu bagian awal teks anekdot yang berfungsi memberikan gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks. Abstrak dapat disebut sebagai tahap pembukaan. Bagian ini sifatnya opsional.
Contoh:
Teks 1
Karena begitu bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur untuk berkeliling dunia.
Teks 2
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
(b) Orientasi,
yaitu bagian teks yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang suatu peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian ini. Bagian ini mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis. Bagian orientasi ini berfungsi untuk membangun teks.
Contoh:
Teks 1
Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya. Tidak lama Presiden Amerika, Bill Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata,"Wah kita sedang berada di atas New York!”
Presiden lndonesla (Gus Dur), "Lho kok bisa tahu sih?"
"Ini patung Liberty kepegang!" jawab Bill Clinton dengan bangganya.
Tidak mau kalah, Presiden Prancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar pesawat.
“Tahu tidak, kita sedang berada di atas Kota Paris!" katanya dengan sombongnya. Gus Dur, "Wah... kok bisa tahu juga?"
"lni menara Eiffel kepegang!" sahut presiden Perancis tersebut.
Teks 2
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat di-interview salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Pak Mahfud. Kedua peristiwa dari kedua teks tersebut merupakan pemicu bagi timbulnya krisis bagi anekdot selanjutnya.
(c) Krisis atau Komplikasi,
yaitu bagian teks yang menunjukkan hal atau masalah yang unik dan tidak biasa yang terjadi pada penulis atau orang yang diceritakan. Krisis dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan. Dengan kata lain, pada bagian ini adanya kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Bagian ini merupakan inti dari peristiwa anekdot.
Contoh:
Teks 1
Karena disombongi oleh Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat.
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!” teriak Gus Dur.
“Lho kok bisa tahu sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa melihat.
Teks 2
Tak disangka, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. ”Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang presiden kok,” ujar Gus Dur santai.
(d) Reaksi,
yaitu bagian teks yang menerangkan cara penulis atau orang yang diceritakan dalam menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis. Reaksi itu berkenaan dengan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. Bagian ini sering kali mengejutkan, sesuatu yang tidak terduga, mencengangkan. Reaksi dijadikan sebagai bagian yang memberikan penyelesaian masalah lengkap dengan menggunakan cara yang menarik dan berbeda dari biasanya.
Contoh:
Teks 1
“ini jam tangan saya hilang...,”jawab Gus Dur kalem.
Teks 2
Jelas saja Pak Mahfud MD pun tidak berkutik.
Keterangan jawaban Gus Dur kalem pada teks 1 dan keterangan tidak berkutik pada teks 2, merupakan penanda bagian itu merupakan suatu reaksi. Kata-kata lainnya yang tergolong sebagai penanda reaksi, misalnya, kecewa, marah, kesal, tersenyum kecut, terbahak-bahak, dan lain-lain.
(e) Koda,
yaitu bagian akhir dari cerita unik tersebut yang menjelaskan simpulan tentang kejadian yang diceritakan oleh penulis. Koda sama dengan penutup pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah, akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional, yaitu boleh ada atau tidak ada pada sebuah teks anekdot.
Contoh:
Teks 1
tidak ada koda atau penutup atau simpulan.
Teks 2
"Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan,” kelakar Pak Mahfud.
Struktur Teks Anekdot
- Abstrak
- Orientasi
- Krisis/Komplikasi
- Reaksi
- Koda
Pola Penyajian Teks Anekdot
Bagaimana kalian sudah paham sekarang tentang struktur teks anekdot? Bagus, kalian memang cerdas! Selanjutnya, kalian telah membaca dan menganalisis struktur teks anekdot, kalian pasti juga merasakan kalau teks anekdot ini penyajiannya seperti cerita singkat atau narasi. Kalian benar, teks anekdot ini sama seperti teks narasi, yang di dalamnya terdapat tokoh, alur dan latar. Begitupula penyajian, ada yang berbentuk dialog atau percakapan, dan ada yang berbentuk narasi. Bahkan, bentuk penyajian dapat berupa cerita bergambar. Akan tetapi, inti dari penyajian teks anekdot adalah selalu berupa kalimat langsung.
Dua teks anekdot yang sebelumnya kalian baca merupakan bentuk narasi. Selanjutnya, kalian akan cermati teks anekdot dalam bentuk penyajian yang berbeda. Simak strukturnya, apakah sama dengan penyajian bentuk teks narasi?
Contoh bentuk dialog:
ANAK ARTIS
Pada suatu hari di salah satu warung tenda kawasan Kemang. Devano, anak salah satu artis terkenal memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran.
Devano : “Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 132.000,00, Kak.”
Devano yang memang nggak punya uang lima puluh ribuan langsung saja menyodorkan dua lembar seratus ribu.
Pelayan : “Ini kak, kembaliannya.”
Devano : “Sudah... simpan saja buat keluarga kamu.”
Pelayan merasa senang karena menerima enam puluh delapan ribu rupiah dan langsung berterima kasih kepada Devano.
Setelah beberapa jam kemudian, Keisha yang juga anak artis terkenal memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran.
Keisya : “Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 127.000,00, Kak.”
Keisya menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu.
Pelayan : “Ini kak, kembaliannya.”
Devano : “Sudah... simpan saja tip untuk kamu.”
Pelayan langsung memasukkan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Keisya.
Setelah beberapa jam Soimah pun memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran
Soimah : “Berapa?”
Pelayan : “Semuanya Rp 145.000.”
Soimah menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu dan menunggu beberapa menit, kemudian..
Soimah : ”Loh, mana uang kembalian saya?’
Pelayan : ”Ah, Kakak, masa uang lima ribu rupiah saja dikembalikan. Tadi Devano dan Keisya kembaliannya enam puluh delapan ribu rupiah dan dua puluh tiga ribu saja diberikan ke saya, masa kakak yang artis terkenal, lima ribu saja minta dikembalikan?”
Soimah : “Tunggu dulu kamu tahu siapa Devano dan Keisya?”
Pelayan dengan cekatan menjawab: ”Yah tahu, Kak! Devano dan Keisya anak artis terkenal.”
Soimah : ”Pintar kamu, tahu mereka anak artis. Nah sedangkan saya, kan anak penjual ikan!! Sekarang, mana kembalian saya?”
Pelayan : “!%$%?”
Setelah kalian membaca teks anekdot tersebut, apakah strukturnya masih sama dengan struktur teks anekdot yang kalian ketahui sebelumnya?
Kalau kalian belum menemukan atau belum yakin, bacalah sekali lagi dan amati!
Bentuk penyajian berikutnya adalah bentuk cerita bergambar, kalian simak ya!
Rangkuman Materi
- Teks anekdot ialah cerita singkat yang menarik, lucu, dan mengesankan.
- Teks anekdot bukan hanya sekadar cerita lucu, melainkan terdapat nilai-nilai atau makna dibalik cerita lucunya.
- Teks anekdot biasanya mengenai orang penting atau terkenal
- Teks anekdot selain berdasarkan kejadian yang sebenarnya juga merupakan cerita rekaan.
- Tujuan utama teks anekdot tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang di dalamnya ada sindiran secara tidak langsung.
- Artinya, teks anekdot bukanlah sekadar hanya lelucon semata.
- Struktur teks anekdot terdiri atas abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda
- Teks anekdot ini sama seperti teks narasi, yang di dalamnya terdapat tokoh, alur dan latar.
- Penyajian teks anekdot berbagai macam, selain berbentuk teks narasi, dapat juga berbentuk dialog dan cerita bergambar.
- Hal utama dalam penyajian teks anekdot selalu menggunakan kalimat langsung.
Tugas
Isilah tabel berikut dengan memberikan tanda cek (√)!
(Struktur Teks Anekdot: Abstrak [...] Orientasi [...] Krisis/Komplikasi [...] Reaksi [...] Koda [...] )
Pernyataan
- Menanyakan berapa umur Nasrudin.
- Nasrudin menjawab umurnya 40 tahun.
- Yang bertanya tidak percaya kepada Nasrudin karena beberapa tahun yang lalu ia menanyakan hal yang sama dan Nasrudin menjawab yang sama pula.
- Nasrudin menyampaikan alasannya karena ia orang yang konsisten.
- Yang bertanya hanya bisa menggaruk-garuk kepala.
(Struktur Teks Anekdot: Abstrak [...] Orientasi [...] Krisis/Komplikasi [...] Reaksi [...] Koda [...])
(Struktur Teks Anekdot: Abstrak [...] Orientasi [...] Krisis/Komplikasi [...] Reaksi [...] Koda [...])
(Struktur Teks Anekdot: Abstrak [...] Orientasi [...] Krisis/Komplikasi [...] Reaksi [...] Koda [...])
(Struktur Teks Anekdot: Abstrak [...] Orientasi [...] Krisis/Komplikasi [...] Reaksi [...] Koda [...])
(Struktur Teks Anekdot: Abstrak [...] Orientasi [...] Krisis/Komplikasi [...] Reaksi [...] Koda [...])
Latihan Soal
Cermati teks anekdot “Anak Artis” dan isilah tabel berikut!
___________________________________________________
STRUKTUR TEKS ANEKDOT
- Abstrak
- Orientasi
- Krisis
- Reaksi
- Koda
Isi …………………………………..
Isi …………………………………..
Isi …………………………………..
Isi …………………………………..
Isi …………………………………..
Jawaban Latihan Soal
STRUKTUR TEKS ANEKDOT
1. Abstrak
Pada suatu hari di salah satu warung tenda kawasan Kemang.
2. Orientasi
Devano, anak salah satu artis terkenal memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran.
Devano : “Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 132.000,00, Kak.”
Devano yang memang ngga punya uang lima puluh ribuan langsung saja menyodorkan dua lembar seratus ribu.
Pelayan : “Ini kak, kembaliannya.”
Devano : “Sudah... simpan saja buat keluarga kamu.”
Pelayan merasa senang karena menerima enam puluh delapan ribu rupiah dan langsung berterima kasih kepada Devano.
Setelah beberapa jam kemudian, Keisha yang juga anak artis terkenal memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran.
Keisya : “Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 127.000,00, Kak.”
Keisya menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu.
Pelayan : “Ini kak, kembaliannya.”
Devano : “Sudah... simpan saja tip untuk kamu.”
Pelayan langsung memasukkan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Keisya.
Setelah beberapa jam Soimah pun memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran
Soimah :“Berapa?”
Pelayan : “Semuanya Rp 145.000.”
3. Krisis
Soimah menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu dan menunggu beberapa menit, kemudian..
Soimah : ”Loh, mana uang kembalian saya?’
Pelayan : ”Ah, Kakak, masa uang lima ribu rupiah saja dikembalikan. Tadi Devano dan Keisya kembaliannya enam puluh delapan ribu rupiah dan dua puluh tiga ribu saja diberikan ke saya, masa kakak yang artis terkenal, lima ribu saja minta dikembalikan?”
Soimah : “Tunggu dulu kamu tahu siapa Devano dan Keisya?”
4. Reaksi
Pelayan dengan cekatan menjawab: ”Yah tahu, Kak! Devano dan Keisya anak artis terkenal.”
Soimah : ”Pintar kamu, tahu mereka anak artis. Nah sedangkan saya, kan anak penjual ikan!! Sekarang, mana kembalian saya?”
5. Koda
Pelayan : “!%$%?