wendycode

C. Menggunakan Kaidah Bahasa untuk Menyampaikan Kritik

0

Menggunakan Kaidah Bahasa untuk Menyampaikan Kritik


Dalam menyampaikan kritik sosial, kalian dapat menggunakan kaidah-kaidah bahasa berikut. Pelajarilah materi ini dengan baik dan kerjakan perlatihan yang disediakan untuk menguji pemahamanmu. 

1. Pertanyaan Retoris 

Apakah kalian pernah mendapatkan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya? Itulah yang dinamakan pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris bisa dijawab oleh penanya itu sendiri. Pertanyaan ini diberikan untuk menyindir, memberi nasihat, dukungan, atau pesan terhadap orang lain secara halus. 
Contoh:
Siapa yang tidak ingin bahagia? 
Menurutmu, kamu tak pernah berdosa? 
Apakah setiap orang berhak berbuat baik? 

Perhatikanlah beberapa pertanyaan berikut. Tentukan mana pertanyaan yang merupakan pertanyaan retoris! 
a. [...] Apakah benda itu bisa terbang?
b. [...] Kamu mau tersesat?
c. [...] Siapa sih yang ingin jadi guru matematika?
d. [...] Memangnya kita bisa hidup tanpa makan dan minum selamanya?
e. [...] Mengapa kita harus berbuat baik?
f. [...] Apakah anak itu menyayangi ibunya?
g. [...] Apa cukup membeli pakai daun?
h. [...] Siapa sih yang mau miskin selamanya?

2. Majas Sindiran

Majas sindiran merupakan kelompok majas yang mengungkapkan maksud atau gagasan dengan cara menyindir. Tujuannya adalah meningkatkan kesan dan makna kata terhadap pembaca. Majas sindiran terdiri tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme. 
a. Ironi
Ironi adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya dengan maksud menyindir. 

Contoh:
Harga kedelai murah sekali sampai pabrik tahu dan tempe tutup karenanya.

b. Sinisme
Sinisme adalah gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran menggunakan kata-kata kasar yang disampaikan secara langsung dengan setulus hati.

Contoh:
Untuk apa punya banyak uang jika makan saja harus diatur timbangannya. Biar sewa, yang penting keren.

c. Sarkasme
Majas sarkasme merupakan gaya sindiran yang paling keras di antara tiga majas sindiran yang ada. Majas ini secara terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang seseorang atau sesuatu secara langsung, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar.

Contoh:
Sudah tahu tidak punya uang, masih saja ingin pergi liburan. Jangan mimpi!

Dari ketiga majas sindiran di atas, majas ironi dan sinisme lebih diterima untuk digunakan dalam teks anekdot. Hal tersebut terjadi karena kritik sosial yang disampaikan dalam teks anekdot bersifat santun. 

Perhatikanlah dialog berikut ini, lalu berilah tanggapanmu terhadap pertanyaan yang diberikan!


Tugas
a. Tulislah kalimat yang menggunakan majas sindiran pada dialog di atas, lalu tentukan apa jenis majas yang dipakai? 
b. Apakah penggunaan majas tersebut sudah tepat? 
c. Gantilah penggunaan majas pada dialog di atas dengan menggunakan kalimat kalian sendiri! 

3. Kata Kerja Material

Teks anekdot banyak menggunakan kata kerja material, yakni kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun 
kegiatan.

Contoh:
Tatkala melintasi jembatan kecil itu, tiba-tiba orang yang suku Kluet melihat seekor ikan lele di antara bekas orang seumeukruep. Karena kaget, dia langsung berteriak, “Itu!!!” 
Anak suku Aceh langsung melompat ke dalam kolam bekas orang mencari ikan tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar
Komentar

Tinggalkan pesan yang positif untuk membangun komunikasi yang sehat

Tinggalkan pesan yang positif untuk membangun komunikasi yang sehat

Posting Komentar (0)
2/sidebar/Soal 11

#buttons=(Accept !) #days=(360)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda.Pelajari lagi
Terima!
To Top