Petunjuk:
Ciri-Ciri Kebahasaan Teks Prosedur
Dalam beberapa contoh, kalimat perintah itu pun digunakan sebagai anak judul, misalnya
Bacalah peluang kerja!
Carilah informasi sebanyak-banyaknya!.
Yakni kata kerja yang menyatakan perintah, keharusan, atau larangan.
Contoh:
bacalah, carilah, harus, jangan, perlu, tak perlu.
Kata kerja imperatif dibentuk oleh akhiran -kan, -i, dan partikel -lah.
Bantuk Dasar + Imbuhan/Partikel = Bentukan kata
Perhati + -kan menjadi Perhatikan
Pasti + -kan menjadi Pastikanlah
Tunjuk + -kan menjadi Tunjukkan
Cerita + -kan menjadi Ceritakan
Hindar + -i menjadi Hindari
Jadi + -lah menjadi Jadilah
Seperti dan, lalu, kemudian, setelah itu, dan, selanjutnya.
Seperti beberapa menit kemudian, dan setengah jam. Kata-kata itu terutama banyak digunakan dalam resep makanan.
diktator 'cara memimpin dengan kekuasaan tidak terbatas'
otodidak 'belajar sendiri tanpa bantuan orang lain'
antik 'kuno dan berharga'
aspirasi 'keinginan atau kehendak untuk mendapatkan sesuatu'
budaya 'hasil pikiran dan akal budi masyarakat'
implementasi 'pelaksanaan suatu hal'
retorika 'kepandaian dalam berbicara'
rekontruksi 'reka ulang'
idiologi 'cita-cita yang merupakan salah satu sistem politik, paham kepercayaan'
Kebahasaan Teks Eksplanasi
Di dalam teks eksplanasi tidak akan ditemukan kalimat perintah atau pun kata kerja imperatif. Kalimat-kalimat di dalam teks eksplanasi pada umumnya berupa pernyataan (afirmatif).
Teks ekplanasi banyak menggunakan kata yang bermakna lugas atau denotatif (makna sebenarnya atau makna sesuai kamus).
Contoh makna lugas (denotasi) "makna asal"
Ruangan ini panas sekali (makna panas pada kalimat ini ialah suhu)
Contoh makna konotasi (makna perluasan atau makna kiasan)
Ini bukan uang panas, ini uang halal (makna panas pada kalimat ini ialah uang yang didapatkan secara haram)
Pronomina nonpersona ialah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada sesuatu (biasanya benda), bukan pada orang.
Contoh:
ini, itu, sana, sini,
diktator 'cara memimpin dengan kekuasaan tidak terbatas'
otodidak 'belajar sendiri tanpa bantuan orang lain'
antik 'kuno dan berharga'
aspirasi 'keinginan atau kehendak untuk mendapatkan sesuatu'
budaya 'hasil pikiran dan akal budi masyarakat'
implementasi 'pelaksanaan suatu hal'
retorika 'kepandaian dalam berbicara'
rekontruksi 'reka ulang'
idiologi 'cita-cita yang merupakan salah satu sistem politik, paham kepercayaan'
Sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas maupun kronologis, teks tersebut banyak menggunakan konjungsi kausalitas atau pun kronologis. Lihat rincian di bawah ini
konjungsi kausalitas antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.
Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga banyak menggunakan keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya. Berikut contohnya.
Teks I
Akhir-akhirnya ini, istilah gempa bumi sering dibicarakan oleh banyak orang. Sepanjang abad ke-20 dan ke-21, gempa telah mengakibatkan banyak kematian dan kerugian material yang sangat besar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tak pernah ada peristiwa-peristiwa alam lain dalam sejarah yang berpengaruh langsung pada manusia, selain gempa bumi. Bencana gempa bumi telah menjadi peristiwa yang sangat ditakuti. Bahkan, teknologi abad ke-20 dan ke-21 pun hanya mampu mencegah kerusakan akibat gempa dengan terbatas.
Teks II
Gempa yang terjadi dalam perut bumi akan mengakibatkan munculnya tekanan ke arah vertikal seehingga dasar lautan akan naik dan turun dalam rentang waktu yang singkat. Hal itu kemudian akan memicu ketidakseimbangan pada air laut yang kemudian terdorong menjadi gelombang besar yang bergerak mencapai wilayah daratan.
Konjungis oleh karena itu dan kemudian pada kedua teks tersebut menunjukkan makna proses. Oleh karena itu, bermakna proses penyebaban dan kemudian bermakna kronologis.
Kata ganti yang digunakan untuk fenomena itu berupa kata benda bukan kata ganti orang, seperti ia, dia, atau mereka karena objek yang dijelaskan itu berupa fenomena, tidak berbentuk persona (orang).
dimulai, terlihat, terwujud,
Contoh kalimat:
Klik di sini
diktator 'cara memimpin dengan kekuasaan tidak terbatas'
otodidak 'belajar sendiri tanpa bantuan orang lain'
antik 'kuno dan berharga'
aspirasi 'keinginan atau kehendak untuk mendapatkan sesuatu'
budaya 'hasil pikiran dan akal budi masyarakat'
implementasi 'pelaksanaan suatu hal'
retorika 'kepandaian dalam berbicara'
rekontruksi 'reka ulang'
idiologi 'cita-cita yang merupakan salah satu sistem politik, paham kepercayaan'
Kebahasaan Teks Ceramah
Seperti: hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara, adik-adik, dan teman-teman.
Contoh: saya, kami, kita
ditandai dengan pemakaian kata adalah, merupakan, yakni, ialah,
aplikasi, gadget, dan chatting, (kata teknis itu muncul dalam ceramah tentang teknologi)
Contoh:
Jika..., sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, dan oleh karena itu.
Seperti: sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
Seperti: diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
Seperti: mestinya, mudah-mudahan, hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus.
Ciri-Ciri Kebahasaan Proposal
Argumentatfi artinya membuktikan atau menyampaikan alasan dan meyakinkan pembaca.
Contoh Argumentatif
Selain rendahnya bidang membaca dan berhitung, dalam bidang menulis (mengarang) pun, kemampuan anak Indonesia belum mengembirakan. Kelemahan pelajar dalam kemahiran mengarang merupakan suatu perkara serius dan perlu diberikan perhatian dengan saksama. (Programme for International Students Assesment, 1996). Sejak kehadiran metode audiolingual pada pembelajaran bahasa, terutama pembelajaran bahasa kedua, menulis tidak mendapatkan tempat yang memadai dalam pengajaran. Para linguis cenderung memandang, bahasa tulis sebagai bentuk ungkapan nomor dua.
Kajia PISA (Programme for International Students Assesment, 2003), tentang penguasaan membaca dan menulis antarbangsa, prestasi belajar anak Indonesia menduduki peringkat ke-39 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian. Dengan pencapaian ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca dan menulis anak Indonesia tertinggal apabila dibandingkan dengan negara lain termasuk dengan negara tetangga, misalnya, Thailand, yang menduduki peringkat ke 32. Prestasi literasi pelajar Indonesia hampir sama dengan prestasi pelajar Macedonia dan sedikit di atas prestasi pelajar Peru dan Albania. Dalam dua puluh tahun terakhir, pendidikan di Indonesia belum berhasil mengajarkan menulis dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Alwasilah, 2003)
Argumentasi dalam teks di atas adalah tentang rendahnya penguasaan membaca dan menulis anak-anak Indonesia. Argumen-argumen tersebut dikutip dari sumber-sumber tertentu yang disertai pula dengan sejumlah fakta. Di dalam proposal lainnya, argumen-argumen tersebut sering kali menggunakan konjungsi penyebaban, seperti sebab, karena, oleh karena itu.
Selain pernyataan-pernyataan argumentatif, di proposal juga terdapat pernyataan-pernyataan yang bersifat persuasif (Persuasi atau persuasif berarti mengajak, membujuk, atau menyuruh.). Hal ini dimaksudkan untuk menggugah penerima proposal untuk menerima pengajuan tersebut. Misalnya, perhatikanlah cuplikan berikut.
Secara khusus, pemberantasan buta aksara di wilayah perbatasan lebih mengkhawatirkan. Di tempat-tempat tersebut, angka buta huruf sangat tinggi yang sebagian besar di didominasi perempuan. Dengan demikian, mereka perlu memperoleh berbagai pelayanan, terutama berupa program keaksaraan yang meliputi keaksaraan dasar, keaksaraan usaha mandiri, keaksaraan keluarga, keaksaraan komunitas (Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal, 2010).
Bentuknya, antara lain, melalui penyuluhan dan pelatihan tentang inovasi pembelajaran membaca, menulis, serta berhitung. Kegiatan tersebut difokuskan kepada para penyandang buta aksara melalui tutor/tim pelaksana percepatan pemberantasan buta aksara, terutama kepada guru-guru sekolah dasar dan tim penggerak PKK kabupaten. Model pembelajarannya, antara lain, berupa pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (pakem), di samping simulasi kreatif (permainan bahasa dan menghitung) yang menyenangkan dan sesuai dengan model pendidikan keberaksaraan bagi penyandang buta aksara anak dan dewasa.
Pernyataan-pernyataan persuasif di dalam cuplikan tersebut ditandai dengan pengggunaan kata perlu. Kata-kata persuasif lainnya yang semakna, antara lain, hendaknya dan sebaiknya.
Istilah Kegiatan Penelitian
Abstrak
Analisis data
Hipotesis
Instrumen
Latar belakang
Metode penelitian
Pengolahan data
Pembiayaan
Penelitian lapangan
Pengumpulan data
Populasi
Sampel
Target luaran
Tekni penelitian
Triangulasi
Istilah keilmual
Butu huruf
Calistung
Disleksia
Disgrafia
Keaksaraan
Kewirausahaan
Metode PRA
Model
Monitoring
Motivasi
Nonformal
Pendidikan
Prestasi belajar
Supervisi
Tutor
Banyak menggunakan kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-langkah kegiatan (metode penelitian).
Contoh
berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati, melakukan.
Ditandai oleh penggunaan kata merupakan, adalah, yaitu, yakni, ialah
Seperti selain itu, pertama, kedua, ketiga. Perincian-perincian yang dimaksud banyak pula yang menggunakan urutan angka-angka: 1, 2, 3 dan seterusnya.
Seperti akan, diharapkan, direncanakan. Hal tersebut sesuai dengan sifat proposal itu sendiri sabagai suatu usulan, rencana, atau rancangan program kegiatan.
Hal ini penting guna menghindari kesalahan pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak tertuju/penerima proposal
paragraf
Ciri-Ciri Kebahasaan Karya Ilmiah
paragraf
Contoh makna lugas (denotasi) "makna asal"
Ruangan ini panas sekali (makna panas pada kalimat ini ialah suhu)
Contoh makna konotasi (makna perluasan atau makna kiasan)
Ini bukan uang panas, ini uang halal (makna panas pada kalimat ini ialah uang yang didapatkan secara haram)
Istilah yang sering muncul dalam kegiatan keilmiahan, seperti
metodologi, populasi, sampel, hipotesis, asumsi.
Istilah yang sering muncul dalam persoalan kependudukan, seperti
natalitas, mortalistas, mirasi, dan angka pengangguran.
Kaidah Kebahasaan Drama
Teks drama berupa dialog langsung berbeda dengan cerpen dan novel, dialog dalam cepern dan novel disampaikan dalam bentuk narasi atau penceritaan.
Contoh dialog:
Mardilah : Gerak Pak?
Maskun : Tidak (kata Maskun kaku dan tidak berperasaan)
Contoh narasi
Suatu hari di sebuah ruang tamu, suasana hari itu cukup terik dan cerah. Mardilah dengan penuh perhatian menanyakan keadaan suaminya yang sepertinya sangat kegerahan. Tetapi, perhatian Mardilah ternyata tidak disambut dengan baik oleh suaminya Maskun. Maskun malah menjawab tidak dengan kata yang kaku dan tidak berberasaan pada istrinya Mardilah.
Mardilah : Gerak Pak?
Maskun : Tidak (kata Maskun kaku dan tidak berperasaan)
Contoh
Adi : Apa dia mengancam kamu?
Edo : Nggak juga
Adi : Emang dia ngapain juga?
Edo : Dia hanya minta pamitan, kalau dia akan pindah ke luar negeri
Mardilah : Dibuka ya jendelanya, biar sedikit segar?
Maskun : Tidak! Jangan! (Tetap kaku)
Kata ganti orang pertama tunggal: saya, aku, hamba,
Kata ganti orang pertama jamak: kita, kami
Kata ganti orang kedua tunggal: kamu, kau, Anda
Kata ganti orang kedua jamak: kalian
Kata ganti orang ketiga tunggal: dia, ia, -nya, beliau
Kata ganti orang ketiga jamak: mereka
Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.
Kata kerja material adalah kata kerja yang berimbuhan yang menunjukkan aktifiktas fisik (perbuatan yang dapat dilihat) yang dilakukan oleh partisipan.
Contoh:
Kakak sedang membaca buku di ruang belajar.
Alid menulis jadwal pelajaran sekolah.
Ade mewarnai di buku gambar.
Ibu memotong cabai di dapur.
Kakak menyapu kamar yang kotor.
Kata kerja mental merupakan jenis kata kerja yang mengungkapkan reaksi seseorang terhadap suatu tindakan, keberadaan, atau pengalaman.
Contoh kata kerja mental dalam kalimat
Eril memikirkan kejadian memalukannya minggu lalu.
Tila bahagia saat mendapatkan undian mobil.
Adik Rianti menangis setelah makannya jatuh.
Tini ihklas uangnya hilang di pasar.
Heru memarahi adiknya yang mencuri uangnya.
Dadu tertawa ketika melihat acara komedi.
Ayu mengharapkan anaknya menjadi orang sukses.
Ami menikmati makan malam yang dibuat neneknya.
Badu sedih ketika kucingnya hilang.
Tina bersemangat berangkat ke sekolah dihari pertamanya.
Contoh kata sifat:
keras, jauh, kaya, manis, pedas, kurus, terbaik, terkenal, tercepat, sepintar-pintarnya, sebaik-baiknya, warna-warni, baik hati, rendah hati, ringan tangan, dll.
Kaidah Kebahasaan Laporan Hasil Observasi
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
Kebahasaan Eksposisi
Pendapat merupakan sebuah pandangan atau buah pikiran seseorang terhadap sesuatu kebenaran dan kebenaran relatif karena dipengaruhi unsur pribadi dan menurut pandangan masing-masing individu, baik berupa penilaian maupun saran.
Contoh:
Sebaiknya kamu lekas pulang sebelum larut malam.
Menurut saya, nasi padang lebih lezat daripada sate.
Argumentasi artinya usaha membuktikan atau menyampaikan alasan dan meyakinkan pembaca.
Dapat diterima akal sehat
Berupa informasi dari hasil temuan baik berupa penelitian, pengamatan, hasil angkel, atau lainnya.
Fakta adalah hal atau sesuatu yang benar-benar terjadi atau dapat dibuktikan kebenarannya.
Sumber informasi yang didapatkan dari ahli
Rekomendasi adalah hal minta perhatian bahwa orang yang disebut dapat dipercaya
Saran ialah sebuah hal yang berupa usulan, anjuran, atau pun solusi terhadap suatu hal baik itu berupa permasalahan, situasi yang sedang membutuhkan pendapat atau pun masukan dalam melakukan suatu hal.
Kaidah Kebahasaan Anekdot
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
Kaidah Kebahasaan Hikayat
paragraf
Paragraf
paragraf
Ragam Bahasa Debat (Ilmiah)
paragraf
paragraf
paragraf
Kebahasaan Teks Biografi
Halaman 235
berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati, melakukan.
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
Unsur Kebahasaan Surat LamaranKarena surat lamaran pekerjaan termasuk ke dalam bentuk komunikasi resmi, bahasa yang digunakan pun harus baku. Adapun ciri-ciri bahasa baku adalah sebagai berikut.
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
Kaidah Teks SejarahKaidah teks sejarah secara umum ditandai oleh kalimat bermasa lampau. Selain itu, teks sejarah ditandai oleh fitur-fitur kebahasaan:
berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati, melakukan.
Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.
Seperti: sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
konjungsi kausalitas antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
Kaidah Teks Editorial
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
Kaidah Kebahasaan Novel
paragraf
paragraf
paragraf
berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati, melakukan.
paragraf
paragraf
paragraf
Kaidah Kebahasaan Artikel
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
Kaidah Kebahasaan Kritik dan Esai
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
paragraf
Paragraf
paragraf
paragraf