wendycode

Kaidah Kebahasaan Bahasa Indonesia Lengkap

0



    Halo Sahabat BahasaNesia, apakah kalian tahu apa itu kaidah kebahasaan? Jika kalian belum tahu apa itu kaidah kebahasa dalam materi bahasa Indonesia, silakan klik judul artikel berikut "Apa itu Kaidah Kebahasaan dalam Suatu Teks". Jika kalian sudah tahu apa itu kaidah kebahasaan. Selanjutnya, BahasaNesia akan memberitahukan apa saja kaidah kebahasaan yang ada dalam setiap teks materi bahasa Indonesia. 

    Dalam artikel ini, kami menulis semua kaidah kebahasaan yang ada dalam materi bahasa Indonesia, lengkap dengan  penjelasan dan contoh. Dengan begitu, kalian bukan hanya mengetahui apa saja kaidah kebahasaan setiap materi, kalian juga dengan mudah membandingkan setiap kaidah kebahasaan dalam satu postingan ini.

Petunjuk:

Klik-lah salah salah satu kaidah kebahasaan pada blok-list untuk melihat penjelasan dan contoh yang disebunyikan.
Jika kalian ingin menutup, klik kembali judul yang kalian buka tadi

    Berikut ini kami bagikan kaidah kebahasaan dari berbagai materi mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jika ada kaidah kebahasaan dalam artikel ini belum terposting, kami akan memperbaharui untuk selanjutnya.


Ciri-Ciri Kebahasaan Teks Prosedur

Dalam beberapa contoh, kalimat perintah itu pun digunakan sebagai anak judul, misalnya

Bacalah peluang kerja!

Carilah informasi sebanyak-banyaknya!.

Yakni kata kerja yang menyatakan perintah, keharusan, atau larangan

Contoh:

bacalah, carilah, harus, jangan, perlu, tak perlu.

Kata kerja imperatif dibentuk oleh akhiran -kan, -i, dan partikel -lah.

Bantuk Dasar + Imbuhan/Partikel = Bentukan kata

Perhati + -kan menjadi Perhatikan

Pasti + -kan menjadi Pastikanlah

Tunjuk-kan menjadi Tunjukkan

Cerita -kan menjadi Ceritakan

Hindar -i menjadi Hindari

Jadi -lah menjadi Jadilah

Seperti dan, lalu, kemudian, setelah itu, dan, selanjutnya.

Seperti beberapa menit kemudian, dan setengah jam. Kata-kata itu terutama banyak digunakan dalam resep makanan.

diktator 'cara memimpin dengan kekuasaan tidak terbatas'

otodidak 'belajar sendiri tanpa bantuan orang lain'

antik 'kuno dan berharga'

aspirasi 'keinginan atau kehendak untuk mendapatkan sesuatu'

budaya 'hasil pikiran dan akal budi masyarakat'

implementasi 'pelaksanaan suatu hal'

retorika 'kepandaian dalam berbicara'

rekontruksi 'reka ulang'

idiologi 'cita-cita yang merupakan salah satu sistem politik, paham kepercayaan'


Kebahasaan Teks Eksplanasi

Di dalam teks eksplanasi tidak akan ditemukan kalimat perintah atau pun kata kerja imperatif. Kalimat-kalimat di dalam teks eksplanasi pada umumnya berupa pernyataan (afirmatif).

Teks ekplanasi banyak menggunakan kata yang bermakna lugas atau denotatif (makna sebenarnya atau makna sesuai kamus).

Contoh makna lugas (denotasi) "makna asal"

Ruangan ini panas sekali (makna panas pada kalimat ini ialah suhu)

Contoh makna konotasi (makna perluasan atau makna kiasan)

Ini bukan uang panas, ini uang halal (makna panas pada kalimat ini ialah uang yang didapatkan secara haram) 

Pronomina nonpersona ialah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada sesuatu (biasanya benda), bukan pada orang.

Contoh:

ini, itu, sana, sini,

diktator 'cara memimpin dengan kekuasaan tidak terbatas'

otodidak 'belajar sendiri tanpa bantuan orang lain'

antik 'kuno dan berharga'

aspirasi 'keinginan atau kehendak untuk mendapatkan sesuatu'

budaya 'hasil pikiran dan akal budi masyarakat'

implementasi 'pelaksanaan suatu hal'

retorika 'kepandaian dalam berbicara'

rekontruksi 'reka ulang'

idiologi 'cita-cita yang merupakan salah satu sistem politik, paham kepercayaan'

Sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas maupun  kronologis, teks tersebut banyak menggunakan konjungsi kausalitas atau pun kronologis. Lihat rincian di bawah ini

konjungsi kausalitas antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.

Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.

Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga banyak menggunakan keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya. Berikut contohnya.

Teks I

Akhir-akhirnya ini, istilah gempa bumi sering dibicarakan oleh banyak orang. Sepanjang abad ke-20 dan ke-21, gempa telah mengakibatkan banyak kematian dan kerugian material yang sangat besar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tak pernah ada peristiwa-peristiwa alam lain dalam sejarah yang berpengaruh langsung pada manusia, selain gempa bumi. Bencana gempa bumi telah menjadi peristiwa yang sangat ditakuti. Bahkan, teknologi abad ke-20 dan ke-21 pun hanya mampu mencegah kerusakan akibat gempa dengan terbatas.

Teks II

Gempa yang terjadi dalam perut bumi akan mengakibatkan munculnya tekanan ke arah vertikal seehingga dasar lautan akan naik dan turun dalam rentang waktu yang singkat. Hal itu kemudian akan memicu ketidakseimbangan pada air laut yang kemudian terdorong menjadi gelombang besar yang bergerak mencapai wilayah daratan.

Konjungis oleh karena itu dan kemudian pada kedua teks tersebut menunjukkan makna proses. Oleh karena itu, bermakna proses penyebaban dan kemudian bermakna kronologis. 

Kata ganti yang digunakan untuk fenomena itu berupa kata benda bukan kata ganti orang, seperti ia, dia, atau mereka karena objek yang dijelaskan itu berupa fenomena, tidak berbentuk persona (orang).

dimulai, terlihat, terwujud,

Contoh kalimat:

Klik di sini

diktator 'cara memimpin dengan kekuasaan tidak terbatas'

otodidak 'belajar sendiri tanpa bantuan orang lain'

antik 'kuno dan berharga'

aspirasi 'keinginan atau kehendak untuk mendapatkan sesuatu'

budaya 'hasil pikiran dan akal budi masyarakat'

implementasi 'pelaksanaan suatu hal'

retorika 'kepandaian dalam berbicara'

rekontruksi 'reka ulang'

idiologi 'cita-cita yang merupakan salah satu sistem politik, paham kepercayaan'


Kebahasaan Teks Ceramah

Seperti: hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara, adik-adik, dan teman-teman.

Contoh: saya, kami, kita

ditandai dengan pemakaian kata adalah, merupakan, yakni, ialah,

aplikasi, gadget, dan chatting, (kata teknis itu muncul dalam ceramah tentang teknologi)

Contoh:

Jika..., sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, dan oleh karena itu.

Seperti: sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.

Seperti: diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.

Seperti: mestinya, mudah-mudahan, hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus.


Ciri-Ciri Kebahasaan Proposal

Argumentatfi artinya membuktikan atau menyampaikan alasan dan meyakinkan pembaca.

Contoh Argumentatif

Selain rendahnya bidang membaca dan berhitung, dalam bidang menulis (mengarang) pun, kemampuan anak Indonesia belum mengembirakan. Kelemahan pelajar dalam kemahiran mengarang merupakan suatu perkara serius dan perlu diberikan perhatian dengan saksama. (Programme for International Students Assesment, 1996). Sejak kehadiran metode audiolingual pada pembelajaran bahasa, terutama pembelajaran bahasa kedua, menulis tidak mendapatkan tempat yang memadai dalam pengajaran. Para linguis cenderung memandang, bahasa tulis sebagai bentuk ungkapan nomor dua.

Kajia PISA (Programme for International Students Assesment, 2003), tentang penguasaan membaca dan menulis antarbangsa, prestasi belajar anak Indonesia menduduki peringkat ke-39 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian. Dengan pencapaian ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca dan menulis anak Indonesia tertinggal apabila dibandingkan dengan negara lain termasuk dengan negara tetangga, misalnya, Thailand, yang menduduki peringkat ke 32. Prestasi literasi pelajar Indonesia hampir sama dengan prestasi pelajar Macedonia dan sedikit di atas prestasi pelajar Peru dan Albania. Dalam dua puluh tahun terakhir, pendidikan di Indonesia belum berhasil mengajarkan menulis dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Alwasilah, 2003)

Argumentasi dalam teks di atas adalah tentang rendahnya penguasaan membaca dan menulis anak-anak Indonesia. Argumen-argumen tersebut dikutip dari sumber-sumber tertentu yang disertai pula dengan sejumlah fakta. Di dalam proposal lainnya, argumen-argumen tersebut sering kali menggunakan konjungsi penyebaban, seperti sebab, karena, oleh karena itu.

Selain pernyataan-pernyataan argumentatif, di proposal juga terdapat pernyataan-pernyataan yang bersifat persuasif (Persuasi atau persuasif berarti mengajak, membujuk, atau menyuruh.). Hal ini dimaksudkan untuk menggugah penerima proposal untuk menerima pengajuan tersebut. Misalnya, perhatikanlah cuplikan berikut.

Secara khusus, pemberantasan buta aksara di wilayah perbatasan lebih mengkhawatirkan. Di tempat-tempat tersebut, angka buta huruf sangat tinggi yang sebagian besar di didominasi perempuan. Dengan demikian, mereka perlu memperoleh berbagai pelayanan, terutama berupa program keaksaraan yang meliputi keaksaraan dasar, keaksaraan usaha mandiri, keaksaraan keluarga, keaksaraan komunitas (Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal, 2010). 

Bentuknya, antara lain, melalui penyuluhan dan pelatihan tentang inovasi pembelajaran membaca, menulis, serta berhitung. Kegiatan tersebut difokuskan kepada para penyandang buta aksara melalui tutor/tim pelaksana percepatan pemberantasan buta aksara, terutama kepada guru-guru sekolah dasar  dan tim penggerak PKK kabupaten. Model pembelajarannya, antara lain, berupa pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (pakem), di samping simulasi kreatif (permainan bahasa dan menghitung) yang menyenangkan dan sesuai dengan model pendidikan keberaksaraan bagi penyandang buta aksara anak dan dewasa.

Pernyataan-pernyataan persuasif di dalam cuplikan tersebut ditandai dengan pengggunaan kata perlu. Kata-kata persuasif lainnya yang semakna, antara lain, hendaknya dan sebaiknya.

Istilah Kegiatan Penelitian

Abstrak

Analisis data

Hipotesis

Instrumen

Latar belakang

Metode penelitian

Pengolahan data

Pembiayaan

Penelitian lapangan

Pengumpulan data

Populasi

Sampel

Target luaran

Tekni penelitian

Triangulasi


Istilah keilmual

Butu huruf

Calistung

Disleksia

Disgrafia

Keaksaraan

Kewirausahaan

Metode PRA

Model

Monitoring

Motivasi

Nonformal

Pendidikan

Prestasi belajar

Supervisi

Tutor

Banyak menggunakan kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-langkah kegiatan (metode penelitian).

Contoh

berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati, melakukan.

Ditandai oleh penggunaan kata merupakan, adalah, yaitu, yakni, ialah

Seperti selain itu, pertama, kedua, ketiga. Perincian-perincian yang dimaksud banyak pula yang menggunakan urutan angka-angka: 1, 2, 3 dan seterusnya.

Seperti akan, diharapkan, direncanakan. Hal tersebut sesuai dengan sifat proposal itu sendiri sabagai suatu usulan, rencana, atau rancangan program kegiatan.

Hal ini penting guna menghindari kesalahan pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak tertuju/penerima proposal

paragraf


Ciri-Ciri Kebahasaan Karya Ilmiah

paragraf

Contoh makna lugas (denotasi) "makna asal"

Ruangan ini panas sekali (makna panas pada kalimat ini ialah suhu)

Contoh makna konotasi (makna perluasan atau makna kiasan)

Ini bukan uang panas, ini uang halal (makna panas pada kalimat ini ialah uang yang didapatkan secara haram)

Istilah yang sering muncul dalam kegiatan keilmiahan, seperti

metodologi, populasi, sampel, hipotesis, asumsi.

Istilah yang sering muncul dalam persoalan kependudukan, seperti

natalitas, mortalistas, mirasi, dan angka pengangguran.

Kaidah Kebahasaan Drama

Teks drama berupa dialog langsung berbeda dengan cerpen dan novel, dialog dalam cepern dan novel disampaikan dalam bentuk narasi atau penceritaan.

Contoh dialog:

Mardilah : Gerak Pak?

Maskun : Tidak (kata Maskun kaku dan tidak berperasaan)

Contoh narasi

Suatu hari di sebuah ruang tamu, suasana hari itu cukup terik dan cerah. Mardilah dengan penuh perhatian menanyakan keadaan suaminya yang sepertinya sangat kegerahan. Tetapi, perhatian Mardilah ternyata tidak disambut dengan baik oleh suaminya Maskun. Maskun malah menjawab tidak dengan kata yang kaku dan tidak berberasaan pada istrinya Mardilah. 

Mardilah : Gerak Pak?

Maskun : Tidak (kata Maskun kaku dan tidak berperasaan)

Contoh

Adi : Apa dia mengancam kamu?

Edo : Nggak juga

Adi : Emang dia ngapain juga?

Edo : Dia hanya minta pamitan, kalau dia akan pindah ke luar negeri

Mardilah : Dibuka ya jendelanya, biar sedikit segar?

Maskun : Tidak! Jangan! (Tetap kaku)

Kata ganti orang pertama tunggal: saya, aku, hamba,

Kata ganti orang pertama jamak: kita, kami

Kata ganti orang kedua tunggal: kamu, kau, Anda

Kata ganti orang kedua jamak: kalian

Kata ganti orang ketiga tunggal: dia, ia, -nya, beliau

Kata ganti orang ketiga jamak: mereka

Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.

Kata kerja material adalah kata kerja yang berimbuhan yang menunjukkan aktifiktas fisik (perbuatan yang dapat dilihat) yang dilakukan oleh partisipan.

Contoh:

Kakak sedang membaca buku di ruang belajar.

Alid menulis jadwal pelajaran sekolah.

Ade mewarnai di buku gambar.

Ibu memotong cabai di dapur.

Kakak menyapu kamar yang kotor.

Kata kerja mental merupakan jenis kata kerja yang mengungkapkan reaksi seseorang terhadap suatu tindakan, keberadaan, atau pengalaman.


Contoh kata kerja mental dalam kalimat

Eril memikirkan kejadian memalukannya minggu lalu.

Tila bahagia saat mendapatkan undian mobil.

Adik Rianti menangis setelah makannya jatuh.

Tini ihklas uangnya hilang di pasar.

Heru memarahi adiknya yang mencuri uangnya.

Dadu tertawa ketika melihat acara komedi.

Ayu mengharapkan anaknya menjadi orang sukses.

Ami menikmati makan malam yang dibuat neneknya.

Badu sedih ketika kucingnya hilang.

Tina bersemangat berangkat ke sekolah dihari pertamanya.

Contoh kata sifat:

keras, jauh, kaya, manis, pedas, kurus, terbaik, terkenal, tercepat, sepintar-pintarnya, sebaik-baiknya, warna-warni, baik hati, rendah hati, ringan tangan, dll.

Kaidah Kebahasaan Laporan Hasil Observasi

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf


Kebahasaan Eksposisi

Pendapat merupakan sebuah pandangan atau buah pikiran seseorang terhadap sesuatu kebenaran dan kebenaran relatif karena dipengaruhi unsur pribadi dan menurut pandangan masing-masing individu, baik berupa penilaian maupun saran.

Contoh:

Sebaiknya kamu lekas pulang sebelum larut malam.

Menurut saya, nasi padang lebih lezat daripada sate.

Argumentasi artinya usaha membuktikan atau menyampaikan alasan dan meyakinkan pembaca.

Dapat diterima akal sehat

Berupa informasi dari hasil temuan baik berupa penelitian, pengamatan, hasil angkel, atau lainnya.

Fakta adalah hal atau sesuatu yang benar-benar terjadi atau dapat dibuktikan kebenarannya.

Sumber informasi yang didapatkan dari ahli

Rekomendasi adalah hal minta perhatian bahwa orang yang disebut dapat dipercaya

Saran ialah sebuah hal yang berupa usulan, anjuran, atau pun solusi terhadap suatu hal baik itu berupa permasalahan, situasi yang sedang membutuhkan pendapat atau pun masukan dalam melakukan suatu hal.


Kaidah Kebahasaan Anekdot

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf


Kaidah Kebahasaan Hikayat

paragraf

Paragraf

paragraf


Ragam Bahasa Debat (Ilmiah)

paragraf

paragraf

paragraf


Kebahasaan Teks Biografi

Halaman 235

berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati, melakukan.

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf


Unsur Kebahasaan Surat Lamaran
Karena surat lamaran pekerjaan termasuk ke dalam bentuk komunikasi resmi, bahasa yang digunakan pun  harus baku. Adapun ciri-ciri bahasa baku adalah sebagai berikut.

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

Di samping harus memperhatikan kebakuan kata dan keefektifan kalimat, bahasa dalam surat lamaran pekerjaan memiliki kaidah-kaidah sebagai berikut. 

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf


Kaidah Teks Sejarah
Kaidah teks sejarah secara umum ditandai oleh kalimat bermasa lampau. Selain itu, teks sejarah ditandai oleh fitur-fitur kebahasaan:

berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati, melakukan.

Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.

Seperti: sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.

konjungsi kausalitas antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.


Kaidah Teks Editorial

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf


Kaidah Kebahasaan Novel

paragraf

paragraf

paragraf

berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati, melakukan.

paragraf

paragraf

paragraf


Kaidah Kebahasaan Artikel

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf


Kaidah Kebahasaan Kritik dan Esai

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

paragraf

Paragraf

paragraf

paragraf

Posting Komentar

0 Komentar
Komentar

Tinggalkan pesan yang positif untuk membangun komunikasi yang sehat

Tinggalkan pesan yang positif untuk membangun komunikasi yang sehat

Posting Komentar (0)
2/sidebar/Soal 11

#buttons=(Accept !) #days=(360)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda.Pelajari lagi
Terima!
To Top