wendycode

Materi dan Soal Pengembangan Cerita Rakyat ke dalam Bentuk Cerpen Kelas 10 SMA KD 3.8 #KP 2

0

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

Pengembangan Cerita Rakyat (Hikayat) ke dalam Bentuk Cerpen


Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan kalian dapat mengembangkan cerita rakyat ke dalam bentuk cerpen dengan memerhatikan isi dan nilai-nilai baik secara lisan atau tertulis dengan kritis, kreatif, cermat dan terampil.

Uraian Materi

Kegiatan pembelajaran 2 ini, kalian akan mengembangkan isi cerita rakyat menjadi cerita pendek. Semangat, kalian pasti bisa.

1. Membandingkan Alur Cerita dalam Cerita Rakyat dan Cerpen

Kalian telah memahami perbedaan karakteristik bahasa hikayat dengan cerpen. Dalam sub bagian ini, kamu akan belajar mengembangkan imajinasi dan kreasi untuk menuliskan kembali isi cerita rakyat/hikayat dalam bentuk cerpen. Salah satu unsur intrinsik yang sangat menentukan keberhasilan sebuah cerpen atau hikayat dalam menyampaikan cerita adalah alur. Alur adalah rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat yang membentuk satu rangkaian cerita yang utuh.

Salah satu karakteristik alur dalam hikayat selain beralur maju adalah menggunakan alur berbingkai. Alur mundur dalam sebuah cerita berarti cerita dimulai dari masa lalu ke masa kini, atau dari masa kini ke masa yang akan datang. Alur berbingkai artinya di dalam cerita ada cerita lain. Alur berbingkai dalam hikayat biasanya disajikan dengan menghadirkan tokoh lain yang bercerita tentang suatu kisah.

Perhatikan contoh alur berbingkai dalam kutipan cerita rakyat/hikayat berikut ini.

Dalam cerita yang lain pula, Bayan bercerita mengenai pengorbanan seorang isteri. seorang puteri raja yang kejam telah membunuh 39 orang suaminya. suaminya yang keempat puluh telah berjaya menginsafkannya dengan sebuah cerita mengenai seekor rusa betina yang sanggup menggantikan pasangannya, rusa jantan, untuk disembelih.

2. Menulis Kerangka

Kalian telah membandingkan isi dan kaidah kebahasaan hikayat dan cerpen, berikutnya kamu akan belajar mengubah isi cerita hikayat ke dalam bentuk cerpen. Sebelum menulis cerpen, kalian sebaiknya membuat kerangka. Kegiatan penulisan kerangka dilakukan agar dalam menulis cerpen bisa dilakukan dengan sistematis, yaitu dengan mengikuti kerangka yang telah dibuat sebelumnya.

3. Mengonversi Cerpen

Setelah menulis kerangka, kegiatan selanjutnya adalah menulis cerpen berdasarkan cerita rakyat/hikayat yang telah dibaca.
Di antara yang perlu kalian perhatikan dalam menulis cerpen adalah
a. Mengubah alur cerita dari alur berbingkai menjadi alur tunggal.
b. Menggunakan bahasa yang ada pada cerita rakyat ke dalam bahasa Indonesia saat ini.
c. Menggunakan gaya bahasa yang sesuai menghindari kata-kata arkais.
d. Tetap memertahankan nilai-nilai yang ada pada cerita rakyat.

Agar kalian lebih memahami dalam mengembangkan cerita rakyat ke dalam bentuk cerpen tulislah cerpen dengan mengubah cerita yang ada dalam cerita rakyat.

Rangkuman
Mengembangkan ceita rakyat menjadi cerpen perlu memerhatikan:
1. memahami teks asli cerita sejarah
2. mengembangkan cerita ke dalam kerangka cerpen
3. mengubah alur menjadi alur tunggal
4. mempertahankan nilai-nilai yang ada pada cerita rakyat
5. memerhatikan ketentuan penulisan yang sudah diatur dalam PUEBI.


GLOSARIUM
  • Bahasa: penggunaan sarana cerita rakyat karena menggunakan bahasa klasik dan menggunakan kata-kata arkais
  • Cerita sejarah: Cerita rakyat merupakan cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas disetiap bangsa yang mempunyai kultur budaya yang beragam.
  • Kata arkais: Kata-kata yang jarang atau tidak digunakan lagi.
  • Karakteristik: Ciri khas suatu karya seperti istana sentris, tokohnya sakti, anonim dan berisi kemustahilan.
  • Hikayat: Hikayat merupakan cerita Melayu Klasik yang menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya.
  • Nilai-nilai: suatu norma yang berlaku di masyarakat yang layak dijadikan panutan.


Latihan Soal
Petunjuk!
1. Bacalah dengan cermat hikayat berikut!
2. Pahamilah isinya dengan baik
3. Buatlah kerangka cerpen
4. Kembangkanlah cerita rakyat dengan memerhatikan isi dan nilai dalam bentuk cerpen!

Hikayat Indera Bangsawan

Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra.Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya yang muda Indera Bangsawan.

Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.

Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi mencari buluh perindu itu.Mereka masuk hutan keluar hutan,naik gunung turun gunung,masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup.

Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling cari mencari.

Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat-kuatnya.

Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai.Ia naik ke atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu. Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan dayang- dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih- kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang- dayang dan inang pengasuhnya.

Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir.

Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.”

Setelah mendengar kata-kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu.Maka ia pun duduk menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala.

Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu.InderaBangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan besi panas. Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja,tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing. Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada raja.

Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata Tuan Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka Tuan Puteripun sembuhlah. Adapun setelah Tuan Puterisembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan puteri kepada Buraksa, raksasa laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda sudah kehilangan daya upaya.

Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginnda berkata kepada sembilan anak raja bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri. Untuk itu, nenek Raksasa mengajari Indera Bangsawan. Indra Bangsawan diberi kuda hijau dan diajari cara mengambil jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam gentong minum Buraksa. Saat Buraksa datang hendak mengambil Puteri, Puteri menyuguhkan makanan, buah-buahan, dan minuman pada Buraksa. Tergoda sajian yang lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa menghabiskan semuanya lalu meneguk habis air minum dalam gentong.

Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera membawa lari Puteri dan mengambil jubah Buraksa. Hatta Buraksa terbangun, Buraksa menjadi lumpuh akibat ramuan daun-daunan dalam air minumnya.

Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya, mereka mengambil selimut Buraksa dan segera menghadap Raja. Mereka hendak mengatakan kepada Raja bahwa selimut Buraksa sebagai jubah Buraksa.

Sesampainya di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri dan jubah Buraksa. Hata Raja mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan dan Puteri. Saat itu sembilan anak raja datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka malu kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya (Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik)

Kriteria penilaian


Kunci Jawaban

1. Kerangka karangan

2. Pengembangan kerangka disertai rubrik penilaian

Rubrik/ Pedoman Penskoran Mengonversi Cerita Rakyat ke dalam Cerpen




EVALUASI


Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kalian anggap paling benar!

Cermatilah kedua kutipan berikut dengan saksama untuk menjawab nomor 1-5! 


Kutipan hikayat (1)


Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fiqh, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.


Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya,ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.



Kutipan cerpen (2)


“Memang ngapain sih Mas, ke Madura segala? Lama lagi!”

“Diajak survei sama salah satu profesor dan kontraktor, untuk perencanaan bangunan

besardisana, Dik Manis! Sekalian penelitian skripsi Mas....”

Ah, soal bangunan dan penelitian skripsi. Lalu kenapa Mas Gagah bisa berubah jadi aneh

gara-gara hal tersebut? Pikirku waktu itu.

“Mas ketemu kiai hebat di Madura,” cerita Mas Gagah antusias. 

“Namanya Kiai Ghufron! Subhanallah, orangnya sangat bersahaja, santri-santrinya luar biasa! Di sana Mas memakai waktu luang Mas untuk mengaji pada beliau. Dan tiba-tiba dunia jadi lebih benderang!” tambahnya penuh semangat.

“Nanti kapan-kapan kita ke sana ya, Git.


1. Pernyatan berikut yang sesuai dengan penggalan hikayat dan cerpen di atas adalah....

A. Kedua kutipan di atas menggunakan konjungsi di awal kalimat.

B. Kedua kutipan di atas tidak menggunakan konjungsi di awal kalimat.

C. Kedua kutipan di atas menggunakan konjungsi di awal dan akhir kalimat.

D. Kutipan 1, menggunakan konjungsi di awal kalimat sedangkan kutipan 2 tidak menggunakan konjungsi di awal kalimat.

E. Kutipan pertama menggunakan konjungsi diakhir kalimat sedangkan kutipan 2 menggunakan konjungsi di awal dan akhir kalimat.


2. Persamaan kedua penggalan di atas dilihat dari temanya adalah....

A. Pendidikan

B. Petualangan

C. Kekuasaan

D. Pengabdian

E. Keadilan


3. Persamaan kedua penggalan tersebut adalah...

A. Kedua kutipan tersebut menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

B. Kedua kutipan tersebut menggunakan bahasa yang tidak lazim digunakan.

C. Kedua kutipan tersebut menggunakan dialog dalam mengungkapkan ceritanya.

D. Kedua kutipan tersebut menceritakan manfaat dari mengaji yang dilakukannya.

E. Kedua kutipan tersebut menceritakan macam-macam ilmu yang dipelajari ketika mengaji.


4. Kedua kutipan tersebut menjelaskan kebingungan antar tokohnya. Penyebab kebingungan tersebut adalah...

A. Pada kutipan pertama adalah kebingungan dalam menentukan materi pengajian sedangkan pada kutipan kedua adalah kebingungan dalam memahami ilmu.

B. Pada kutipan pertama adalah kebingungan dalam menentukan materi pengajian sedangkan pada kutipan kedua adalah kebingungan adik terhadap perubahan sikap kakaknya.

C. Pada kutipan pertama adalah kebingungan dalam menentukan pengganti tahta sedangkan pada kutipan kedua adalah kebingungan seorang adik dalam melihat perubahan sikap kakaknya.

D. Pada kutipan pertama adalah kebingungan dalam menentukan kapan mulai mengaji sedangkan pada kutipan kedua adalah kebingungan dalam memahami ilmu.

E. Pada kutipan pertama adalah kebingungan dalam menentukan materi pengajian sedangkan pada kutipan kedua adalah kebingungan dalam melihat perubahan sikap kakaknya.


5. Nilai yang mendominasi pada kedua kutipa tersebut adalah....

A. Sosial

B. Budaya

C. Religi

D. Pendidikan

E. Estetika


Cermatilah kedua kutipan berikut dengan saksama untuk menjawab nomor 6-8!


Kutipan cerpen


Entah darimana asalnya, tiada seorang warga pun yang tahu. Tiba- tiba saja datang ke kampung kami dengan pakaian tampak lusuh. Kami sempat menganggap dia adalah pengemis yang diutus kitab suci. Dia bertubuh jangkung tetapi terkesan membungkuk, barangkali karena usia. Peci melingkar di kepala. Jenggot lebat mengitari wajah. Tanpa mengenakan kacamata, membuat matanya yang hampa terlihat lebih suram, dia menawarkan pijatan dari rumah ke rumah. Kami melihat mata yang bagai selalu ingin memejam, hanya selapis putih yang terlihat.


Kami pun penasaran ingin merasakan pijatannya. Maklum, tak ada tukang pijat di kampung kami, apalagi yang keliling. Biasanya kami saling pijat-memijat dengan istri di rumah masing-masing, itu pun hanya sekadarnya. Kami harus menuju ke dukun pijat di kampung sebelah bila ingin merasakan pijatan yang sungguh-sungguh atau mengurut tangan kaki kami yang terkilir.


Kutipan hikayat


Maka Si Miskin itupun sampailah ke penghadapan itu. Setelah dilihat oleh orang banyak, Si Miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya. Maka orang banyak itupun ramailah ia tertawa seraya mengambil kayu dan batu. Hikayat Si Miskin


6. Majas yang digunakan pada kedua kutipan di atas adalah...

A. Alegori

B. Simile

C. Antonomasia

D. Hiperbola

E. Pleonasme


7. Pendeskripsian tokoh pada kedua kutipan di atas menunjukkan kalau tokoh tersebut adalah seseorang yang berasal dari....

A. Kaum bangsawan

B. Kerabat kerajaan

C. Orang kebanyakan

D. Orang miskin

E. Kaum terpelajar


8. Nilai yang mendominasi pada kedua kutipan tersebut adalah nilai....

A. Agama

B. Sosial

C. Pendiaikan

D. Budaya

E. Estetika


Cermatilah kedua kutipan berikut dengan saksama untuk menjawab nomor 6-8!


Kutipan cerpen


Jam dinding rumahku menunjukkan pukul 19.00 WIB. Setelah shalat berjamaah, kami sekeluarga pun makan malam bersama. Ada ayah, ibu dan aku. Memang benar aku adalah anak tunggal. Sebelum kami menghabiskan makan malam, ibu berkata jika ibu akan menginap di rumah nenek selama 2 hari untuk merawat nenek yang sedang sakit. Perasan seorang Ibu.


Kutipan hikayat


Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Hikayat Indera Sri Bagawan


9. Nilai budaya yang ada pada kedua penggalan tersebut adalah....

A. Makan bersama dan membayar upeti

B. Sholat berjamah dan membayar upeti

C. Menengok orang tua dan membayar upeti.

D. Shalat bersama dan mengadakan sayembara

E. Makan bersama dan menyembuhkan penyakit.


10. Pada kutipan hikayat dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa bahasanya adalah....

A. Menggunakan banyak majas majas

B. Menggunakan kata penghubung di awal kalimat

C. Menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari

D. Menggunakan kata-kata arkais di setiap kalimat.

E. Menggunakan kata penghubung di awak kalimat dan kata arkais.


11. Dalam mengembangkan cerita rakyat menjadi cerpen hal yang harus diperhatikan adalah....

A. Mengganti latar

B. Mengulang sabagian cerita rakyat

C. Mempertahankan alur cerita rakyat

D. Mengubah nama tokoh

E. Mengubah alur maju dan berbingkai.


12. Unsur intrinsik yang paling menentukan keberhasilan dalam menyusun cerpen atau hikayat adalah....

A. Latar

B. Amanat

C. Tema

D. Alur

E. Sudut pandang


13. Alur yang bertujuan untuk menghadirkan tokoh lain yang bercerita tentang suatu kisah disebut alur....

A. Maju

B. Mundur

C. Berbingkai

D. Maju mundur

E. Campuran


14. Hal yang harus dipertahankan ketika mengembangkan cerita rakyat menjadi cerpen adalah...

A. Nilai

B. Tokoh

C. Alur

D. Latar

E. Sudut pandang


15. Agar cerita yang dibuat sesuai dengan isi cerita rakyat sebaiknya dibuatkan...

A. Alur

B. Ide pokok

C. Kerangka

D. Paragraf

E. Kalimat utama


Kunci jawaban evaluasi

1. D

2. A

3. D

4. C

5. C

6. B

7. D

8. B

9. A

10. E

11. E

12. D

13. C

14. A

15. D

Posting Komentar

0 Komentar
Komentar

Tinggalkan pesan yang positif untuk membangun komunikasi yang sehat

Tinggalkan pesan yang positif untuk membangun komunikasi yang sehat

Posting Komentar (0)
2/sidebar/Soal 11

#buttons=(Accept !) #days=(360)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda.Pelajari lagi
Terima!
To Top